Darah Perawan Sahabat Baikku - Setelah kejadian di tengah hujan tersebut persetubuhan yang Dino lakukan dengan Anti semakin bergelora. Dino dengan cepat menjadi ?ahli? di tangan Anti. Setiap percumbuan yang selalu berakhir dengan persetubuhan itu selalu ada hal yang baru yang dipelajarinya . Ini karena Anti yang selain memiliki gairah yang besar juga tak sungkan sungkan meminta hal- hal yang masih asing bagi Dino dalam setiap aktifitas seks mereka.
Sampai saat itu hubungan Dino dengan Anti tidaklah sampai menyebabkan sang gadis hamil, Anti selalu menjaga agar tak terjadi hal itu. Selain rajin dengan kontrasepsi juga menjaga kapan saat suburnya. Anti tau kalu Dino sang kekasihnya adalah lelaki yang baru saja mengenal persetubuhan dan dia yakin bahwa Dino belum bisa menjaga agar tak terjadi kejadian yang tak di harapkan mereka berdua. Hingga satu saat mereka berdua bertengkar hebat, yang menyebabkan Anti pulang ke kota asalnya tanpa memberitahu Dino. Kekerasan kepala mereka berdua menyebabkan mereka tak dapat membendung ego mereka masing-masing. Telah seminggu Dino tak bertemu dengan Anti. Kontak lewat telepon yang dulu mereka lakukan hampir tiap hari kini tak ada, hilang di telan oleh ke egoan mereka. Pusing rasanya kepala Dino. Aktifitas seks yang sekurangnya mereka lakukan 3 kali seminggu sudah seminggu ini tak ada lagi. ? Ah?..aku harus menemuinya?.? pikir Dino. ?Dan aku harus minta maaf???????? batin Dino. Tak seharusnya seorang lelaki mempertahankan egonya terhadap wanita. Sabtu sore dengan mobil biasanya Dino pun meluncur membelah kemacetan kota Bandung. Di kepalanya telah terbayang senyum manis Anti seperti biasanya. Dino yakin hubungannya dengan Anti akan membaik kembali. Setelah memarkir mobilnya sambil bersiul Dino melangkah ringan, menuju kost-an Anti.
Tak seperti biasanya pintu kost-an Anti tertutup rapat. Tanda tanya besar muncul dikepalanya. Langsung ia mengetok pintu yang tertutup, beberapa kali tetapi tak ada yang keluar. Penasaran ia melangkah ke pintu sebelahnya , kost-an Fitri sahabatnya Anti. Mengetok pintunya perlahan. Muncul seraut wajah tak asing berambut basah, Fitri sahabatnya Anti. ? Oh?..Aa???.ada apa?? tanyanya melongokkan wajahnya dari balik pintu. ?Anti kemana ya?.Fit?.?? Tanya Dino. ?Emang dia ga beritahu Aa???tanya Fitri balik. ?Ngga,?kemana dia????.? Dino bertanya mengkerutkan keningnya. ?Anti kan pulang??????..? terang Fitri. ? Emang ?ga bilang sama Aa???? Tanya Fitri kembali. ?Masuk dulu deh Aa??????..?ajak Fitri seraya membukakan pintu kamarnya. Dino melangkah masuk. Semerbak wangi kamar seorang gadis menghampiri indra penciumannya. Kamar yang bersih dan tertata dengan baik meski tak besar. Fitri menghilang di balik sebuah pintu mengenakan handuk yang membungkus tubuhnya. ?Ternyata habis mandi dia?.?batin Dino Tak lama Fitri kembali dengan 2 cangkir minuman. ?Ini kopi untuk Aa????????? ujarnya menaruh cangkir di tangan kanannya ke hadapan Dino. ?Tau aja kamu kesukaan Aa????.?timpal Dino menyeruput kopi hitam panas tersebut. Aromanya sungguh enak, dengan takaran gula yang pas di lidahnya. Fitri menuturkan kepada Dino bahwa Anti langsung pulang ke kota asalnya sehari setelah pertengkaran mereka. Matanya yang bulat berkali-kali mengerling indah saat ia bercerita. Dino juga menyesalkan kejadian itu dan bermaksud akan minta maaf tapi ternyata telah terlambat. Fitri juga menegaskan bahwa Anti tidak memberitahukan akan kembali atau tidak. ?Nah kamu mo kemana nih, udah mandi dan rapi???Tanya Dino kepada Fitri. ?Ga kemana-mana hanya biar seger aja??????? sahutnya renyah. ?Temanin Aa? yuk?, Aa? lagi bingung???? ajak Dino. ?Ga enak ah,?.ga enak sama Anti nanti??? tolaknya sopan. ?Biar Aa? yang bilang nanti sama Anti, lagipula Aa? ga bisa berharap banyak lagi pada Anti setelah kejadian sekarang ini????.?terang Dino panjang. Setelah berargumen panjang lebar, akhirnya Fitri setuju menemani Dino. Berbarengan mereka berjalan menuju parkiran. ?Sebenarnya Fitri juga lagi suntuk A????.? ujar Fitri membuka pembicaraan sesaat mobil melaju. ?Emang ada apa?..? kejar Dino. ?Kami putus kemarin????..?tuturnya lagi. Dino langsung terbahak-bahak mendengar kalimat terakhir itu. Tubuhnya terguncang. ? Kenapa ketawa A?????..?? Tanya Fitri ketus. ?Aa? ngetawain Fitri ya????? tanyanya mencondongkannya tubuhnya kearah Dino. ?Iya?? ya????????.??tanya Fitri kembali sambil menjatuhkan cubitan pada pinggang lelaki kekasih sahabatnya tersebut. ? Udah?.udah????.sakit...!?pinta Dino menggeliatkan tubuhnya menahan perih. ?Ayo jawab????????.!?perintahnya kembali tak melepaskan cubitannya ?Tau ?ga, kita ini korban????ujar Dino. ?Korban pasangannya???..?sambung Dino kembali. Langsung Fitripun tergelak, melepaskan cubitannya. Sampai berair matanya yang galak tersebut menahan gelinya. ?Kemana kita nih.Aa??????? Tanya gadis berkulit putih bersih tersebut setelah tawanya mereda. ? Kamu punya ide?????..?? Dino balik bertanya. ?Hmmm, ke disco yuk???...? ajaknya mantap. ?Boleh juga, ke sana kan??.? Sahut Dino menyebutkan sebuah discotik yang sering menjadi tempat kunjungannya bersama Anti. ? Ok?????????????tutup gadis itu disela gumamannya mengiluti lagu yang terdengar dari radio. Malam itu tidak terlalu ramai. Mungkin karena bukan event Ladies Night. Mereka berdua segera tenggelam dalam irama musik yang menghentak. Dino pun dapat mengimbangi gerakan lincah Fitri, tubuh mereka berdua pun badsah oleh keringat. Tubu Fitri yang proporsional bergoyang meliuk-liuk, kadang sedikit erotis menggoda Dino. Tersenyum mereka berdua di tengah dentuman musik yang hingar- binger. Saling memandang tak lepas kedua mata mereka di tengah gerakan ? gerakan sensual mereka. ?Gadis ini sungguh enerjik???dan seksi? pikir Dino. Tiba-tiba musik berganti lambat temponya. Beberapa pasangan kembali ke tempat duduknya. Ada juga pasangan yang melangkah memasuki dancefloor. Dino menyunggingkan senyuman mengangkat bahu dan tangannyanya. Mendekat ke arah Fitri yang berdiri bingung. ?Boleh?..kan??.? tanya Dino sambil meraih telapak tangan Fitri dan merangkul pinggang ramping di balik kaos ketatnya yang telah basah. Fitri tak menjawab, hanya membiarkan saja perlakuan Dino. Dino menyadari hal itu sudah cukup menjawab pertanyaannya . Berdua mereka melantai dengan perlahan seirama tempo lagu dalam jarak tak terlalu rapat. Kadang mata mereka bersitatap, bercakap-cakap tanpa kata-kata. Dino merasakan dirinya yang sedari tadi bergairah terpicu gerakan- gerakan Fitri erotis tadi. Ditariknya tubuh Fitri lebih dekat. Ada sebentuk perlawanan saat itu. Fitri menengadah menatap bola mata Dino, dan akhirnya membiarkan tubuhnya merapat . ?A? Dino ini sungguh menarik??, sudah dari dulu aku ingin berdekatan dengannya? batin Fitri. Pikirannya hanyut oleh perasaannya. Fitri merebahkan kepalanya pada dada Dino merasakan debur jantung yang berdebar debar. ?Sunnguh menggemaskan kamu A? batin Fitri larut dalam suasana. Dino terlonjak kaget hampir menjerit merasa perih pada dadanya. Ternyata Fitri menggigit kecil dadanya, gemas..!! ?Gila kamu???..!? sergah Dino. ?Hihi?.hi????..? sahut Fitri tertawa kecil. Menatap lelaki tegap tersebut dengan senyum simpul. Entah apa artinya senyum itu, Dino tak mengerti. Kini mereka bergoyang rapat ditimpali irama lambat tersebut. Dapat Dino merasakan gundukan bukit membusung milik Fitri menekan perutnya. Gesekan ? gesekan yang terjadi mulai memercikkan gairah pada mereka. Mereka tetap bergoyang sambil bersitatap. Dino merangkul tubuh langsing itu mendekapnya erat. Seiring juga kedua lengan Fitri yang memeluk erat pinggang Dino. Fitri melepaskan kedua tangannya pada pinggang Dino, meluncur ke atas mengalungkan lengann kiriya di leher Dino. Sementara itu jemari kanannya bergerak mengusap wajah Dino, dari pipi terus kebawah dan mengusap bibir lelaki tersebut dengan ibujarinya dengan tatapan pernah lepas sekalipun dari mata Dino. Dino merasa gerakan tersebut sangat seksi sekali dan sangat mengundang. ?ini adalah undangan??.?pikir Dino. Harus ku penuhi, peduli amat dengan Anti?. Dino dengan perlahan menurunkan wajahnya, diiringi tekanan jemari Fitri di belakang lehernya. ?Ayo A?????.aku menginginkannya??batin Fitri memandang lekat-lekat bibir Dino yang mendekat. Tepat bibir mereka hanya berjarak kira-kira 1cm, Dino mengehntikan gerakannya, memandang bibir Fitri yang mungil terbuka perlahan bersiap menyambut. Menggoda gadis itu dengan gerakan tak selesai tersebut. Seperti yang telah diduganya, Fitri menekan leher Dino dan segera mencaplok bibir Dino yang telah siap sedari tadi itu. Segera kedua bibir tersebut saling lumat dan saling kulum. Teresakan oleh Dino bibir gadis itu begitu lembut dan hangat. Napas segar segera terhembus ke indra penciuman Dino. Kadang lidah mereka berpalun- palun saling membelit di kedalaman mulut Fitri. Kadang lidah Dino memjelajahi setiap mili di kedalaman mulut Fitri yang terbuka. Gadis berkulit putih itu segera terbangkit gairahnya. Ciuman dan kuluman Dino yang bergelora membangkitkan rasa yang telah lama tak menghampirinya. ? Hmmmhh??????????.?desahnya Fitri melepaskan bibirnya sambil menghembuskan napasnya yang hamper putus oleh kecupan dan lumatan Dino. Dino tak memberikan gadis itu lebih lama waktu dan kembali melumat bibir mungi nan ranum tersebut. Kini tangan Dino mulai bergerak, meluncur dari kepasifannya. Mengelus perlahan bagian samping tubuh Fitri menambahkan sengatan sengatan halus pada gadis bertubuh padat tersebut. Berkali-kali naik turun di samping tubuh padat tersebut. Menjalar ke ketiaknya turun kembali, berhenti sesaat. Kedua jari jempol Dino menekan bagian pinggir bukit dada Fitri memberikan sentuhan- sentuhan sporadis disana. ? Uhh????????????lenguh Fitri hampir tak terdengar. Sementara itu kedua lidah mereka juga tak hentinya saling berkejaran, saling belit dan menjilat di kedalaman mulut mereka, berganti-ganti didalam mulut Dino dan Fitri. Praktis mereka berdua tak memperdulikan musik lagi. Diam saling merangkul dan meraba. ?Ladies and gentlemen, here we go???????.?terdengar suara Dj yang membahana disambung hentakan musik bertempo cepat memutus aksi mereka berdua. Melangkah kembali menuju sebuah kursi bar yang tinggi. Fitri duduk di kursi menghadap dance floor. Dino pun merapatkan punggungnya ke tubuh sang gadis yang dengan segera merangkulkan tangannya. Terasa gundukan padat menekan punggungnya yang basah. Sambil merangkul Fitri menempatkan dagunya pada ubun-ubun Dino. Bergoyang mereka kembali mengikuti irama, hanya kali ini dengan goyangan lembut dan perlahan. Terdiam mereka berdua tak berkata-kata. Sibuk dengan perasaan masing-masing, meresapi kejadian yang baru saja berlangsungi. ?Pengap A?????.pulang yuk???ajak Fitri pelan. Dino menengadahkan wajahnya memandang pemilik bibir yang saja berucap. Dengan cepat sebuah kecupan kilat didaratkan Fitri di bibir Dino. Tak berkata kata lagi Dino segera menyambut tubuh Fitri yang turun dari kusi bar yang tinggi tersebut. Menyambut pada kedua belah sisi tubuhnya di iringi lengan Fitri yang datang menyambangi pundaknya. Melangakah dengan berpelukan erat menuju pintu keluar dan terus melangkah menuruni tangga. Tak lepas pelukan mereka melangkah menuju mobil Dino yang di parkir di sudut. ? Kemana lagi kita??????..??Tanya Dino sambil memutar kunci kotak. Memandang ke wajah oval yang tengah menatapnya juga sambil menggigit-gigit bibir. Tangan Dino terulur perlahan menjangkau. Wajah Fitri juga mendekat dan tanpa aba-aba kedua bibir mereka kembali bertemu dalam pagutan-pagutan hangat. Kali ini lumatan dan kecupan mereka berlangsung sangat panas bergelora. Lidah Dino menjalari leher yang ditumbuhi bulu halus. Naik kearah belakang telinga menyebabkan Fitri mendongakkan kepalanya sambil mengeluh kegelian. Tak menyia-nyiakan kesempatan yangan Dino beralih kini kebalik kaos yang dikenakan gadis berkulit mulus itu. Merabai bukit padat yang masih terbungkus. Tak cukup begitu saja jemari Dino meluncur di permukaan kulit licin tersebut. Merabanya perlahan. Jemarinya dengan lincah memilin dan memijit putting di balik pembungkusnya. ?Uhh???????? desah Fitri membusungkan bagian dadanya memberikan keleluasaan pada jari Dino. Lansung saja tangan Dino yang sebelah lagi menyelusup ke belakang punggung gadis berkulit putih tersebut. Menemukan kait bra dan dengan satu sentakan kecil melepaskan kait yang mengekang. Cepat sekali dan tau-tau bibir dan lidah Dino telah bermain di permukaan bukit yang padat di dada Fitri, menjelajahi permukaannya dengan lidahnya yang kasar. Terus ke puncaknya dimana bertengger putingnya berwrana merah muda tersebut. Dengan rakus langsung dihisap dan disedotnya. Fitri terhenyak merasakan hisapan dan kuluman Dino bak bara panas mulai membakar gairah kewanitaannya yang bergelora. Hampir tak kuasa ia membendung gelombang demi gelombang yang datang menyerbu, menghanyutkannya pada gejolak birahi badani. ? Mhh?.A?, jangan disini????? desahnya terputus-putus melerai aksi Dino. ?Banyak orang ih!???., Nanti dilihat orang A? malu??tambahnya sembari mengangkat kepala Dino dari permukaan dadanya. Dino pun mengangkat wajahnya dan menggelengkan kepalanya mengusir gairah yang melanda dirinya. Dan mobil pun bergerak. ?Aa? antarkan kamu pulang ya Fit??..??ujar Dino seraya memutar setir keluar dari basemen gedung diskotik tersebut. ?Jangan A? ga enak sama ibukost pulang tengah malam begini, mending pagi aja sekalian?tambah Fitri membenahi rambutnya yang agak kusut tadi. ?Kemana dong, klo ??.?ucap Dino terputus. Khawatir ia meneruskan kata-katanya yang dapat merusak suasana. ? Kemana A???????.?ulang Fitri menatap penuh harap. ?Gimana kita ke kost-an Aa???????ujar Dino pelan dan hati-hati. ? Hmmm????.boleh????????jawab Fitri. ?Tapi besok pagi antarin pualng ya??? pintanya tak berubah ekspresi. ? Siap????????????????sahut Dino girang. ?Akhirnya kudapatkan gadis ini????? pikir Dino. Niat kotor mulai merasuki pikirannya. Mobilpun meluncur ke utara. Melaju di sepanjang jalan Cipaganti lalu turun ke jalan Setiabudhi, belok kekiri, menerobos lampu lau lintas yang berkedip-kedip dengan warna kuning. Melaju terus keatas sepanjang jalan Ciumbuleuit. Tak lama kemudian berbelok ke kanan, menepi. Setelah mengunci sambil menggandeng Fitri Dino melangkah masuk di sebuah gang. Melihat kekiri dan ke kanan mengawasi kalau-kalau ada yang melihat mereka. Tepat pada sebuah belokan mereka masuk pada sebuah pekarangan sebuah rumah. Berbelok ke kiri mereka tekah sampai di depan pintu. Tergesa- gesa Dino memutar kunci diiringi senyum simpul Fitri. Dan beberapa menit kemudian mereka telah berada dalam ruangan yang hangat?.. ? Silakan duduk Fit????.?ujar Dino menutupkan gordin dan nako jendela kamarnya. Melangkah ke belakang ke kamar mandi mengemasi beberapa pakaiannya yang berserakan. ? Haus kan????????.?? Dino melangkah dengan 2 cangkir teh hangat di tangannya. Memberikan satunya ke tangan Fitri. Pakaiannya telah berganti dengan singlet dan sarung yang membalut pinggangnya kebawah. ?Enak juga A? kost- annya??...?ucapnya memperhatikan berkeliling ruangan. Berhenti di depan meja gambar yang ada di ruangan tersebut. Memperhatikan coretan- coretan pada kertas buram yang tersampir di meja tersebut. ?Ini tugas-tugas kuliah Aa??????tanyanya memandang kertas yang menempel di meja tersebut. ? Hmm??Begitulah???????jawab Dino yang tiba-tiba telah berada di belakang gadis itu. Wajahnya sedemikian dekat dengan leher si gadis, mengharumi wangi yang terbit disana. Hembusan napasnya terasa hangat di leher dan pundak Fitri. ?Ih?Aa? geli?????????.?ucap Fitri menggelinjangkan tubuhnya. Melangkah menjauhi Dino. Masuk ke kamar mandi. Terdengar desir air,?? ?Aa? punya pakaian yang bisa Fitri pakai?.., biar yang ini ga kusut? Tanya Fitri melongokkan wajahnya dari bali pintu kamar mandi. Dino melangkah menuju lemari pakaiannya, menemukan sehelai kaos katun dan sebuah celana olahraganya yang langsung diberikannya ke balik pintu kamar mandi tersebut. Tak lama kemudian Fitri pun muncul dengan pakaian yang di berikan Dino tadi. Kaos tersebut longgar di tubuhnya yang padat, sedangkan celana olarhraga Dino tak dapat menutupi keseluruhan pahanya. Memampangkan paha yang mulus dan putih itu ditimpa cahaya lampu tidur yang temaram yang di stel Dino. ?Kamu belom ngantuk?????.?Tanya Dino yang telah berbaring kepada gadis berkulit putih tersebut. ? Udah sih????.tapi?????? sahutnya perlahan duduk dikursi meja gambar yang ada di ruangan itu. ?Ya udah sini?????????..?sambung Dino menepuk kasur disampingnya. Ragu Fitri melangkah,tetapi hasratnya untuk berbaring mengalahkan keraguan di kepalanya. Dino menggeser tubuhnya lebih ke tepi memberikan ruangan untuk gadis itu berbaring pada sisi lainnya. Tak berselang lama Fitri pun telah meringkuk di kasur tersebut membelakangi Dino. Memunggungi Dino yang juga berbaring searah yang tenggelam dalam pikirannya. ? Biarlah dia tidur, cape dia mungkin????..?batin Dino. Dino mendekatkan tubuhnya menempel pada punggung gadis yang berselimut itu. Merangkul ke depan mencoba memberikan kenyamanan hangatnya pelukan. Merasakan matanya yang juga mulai memberat. Tiba-tiba saat matanya akan terpejam,tubuh didepannya berbalik!! Wajah Fitri segera menyusup di hangatnya dada Dino yang bersinglewt tersebut. Terasa hembusan napas panas yang teratur dipermukaan kulitnya. Langsung kantuknya hilang. Dino memberanikan dirinya, mengecup kening yang tepat di depan dagunya, mencium wangi rambut kecoklatan milik Fitri. Tiba-tiba terasa oleh Dino sentuhan bibir lembut Firi di bahunya yang tak tertutup oleh singlet. ?Dia belum tidur?!!!?batin Dino girang. Entah karena kebetulan atau karena dorongan hati yang sama, wajah mereka bergerak. Fitri mendongak sedangkan Dino menunduk. Kedua mata mereka langsung bertatapan. Hanya hati mereka yang berbicara mencoba menemukan kesamaan hasrat yang mulai terbit. ? Mhh????.A?..?desah Fitri perlahan saat bibir Dino mendarat di bibirnya, yang langsung di sambutnya dengan hangat. Mengundang lebih lanjut. Lidah merekapun kini telah saling membelit, bercengkerama, berkejaran di dalam taman rongga mulut Fitri yang basah. Dino bertindak lebih berani, ikut menyusupkan tubuhnya ke dalam selimut yang di membalut tubuh Fitri. Berdua mereka berada dalam satu selimut!!! Terasa oleh Dino gundukan lembut di dada gadis berkulit putih tersebut menekan dadanya. Puncaknya yang runcing telah menggosok dadanya yang terbalut singlet tipis tersebut. Ternyata Fitri takmengenakan behanya lagi!!! Tangan Dino langsung membelai bukit padat tersebut,merabanya perlahan. Menyelusuri kelembutan terbalut bahan tipis tersebut dengan telapak tangannya. Dino bergerak naik, menempatkan tubuh gadis itu perlahan di bawahnya. Tangannya langsung bekerja mendorong kaos gadis ke atas, menelanjangi kemulusan tubuh bagian atas Fitri. Demikian pula dengan Fitri tak ketinggalan menelanjangi tubuh bagian atas lelaki yang menindihnya. Segera saja kulit mereka bertempelan. ?Ahhhh???????..? rintih Fitri, merasakan tau-tau bibir dan lidah Dino telah mengulum putting dadanya. Matanya mendelik hanya terlihat bagian yang putihnya saja. Kedua lengannya hanya bisa menggerumasi rambut ikal Dino. Sambil menggeser tubuhnya ke sampingt angan Dino tak tinggal diam, membelai turun menyusururi perut yang rata, terus ke bawah menemukan pertemuan paha si gadis. Saat berusaha membeinya, sebuah tangan Fitri langsung memegang tangannya, menutupkan kedua pahanya, menghentikan keinginan Dino. Dino meneruskan tangannya lebih bawah membelai batang paha yang licin bergantian kanan dan kiri. Perlahan tak disadarinya Fitri membuka kedua pahanya secara tak langsung mengundang Dino beraksi lebih jauh. ?Ohhh????..? desah dan rintihan Fitri terdengar menceracau di telinga Dino, menandakan gelora badai birahi mulai melanda gadis itu. Dino mengerakkan tangannya kembali menaik ke atas. Menyusuri licinnya paha hangat tersebut, jarinya masuk pada lobang celana pendek tersebut. Membelai gundukan padat terbalut kain satin di sana. Menemukan bahwa kain tersebut telah basah!!! Dino mergerak turun, bibir dan lidahnya menjalari kulit perut yang licin dan hangat tersebut yang begerak turun naik seiring napas Fitri yang memburu. Terus turun menapak tilas pada jejak jari dan tangannya tadi. Menyusupkan lidahnya pada celah lobang celana pendek etrsebut. Menggesernya ke atas hingga kini lidahnya mencucupi gundukan kewanitaan Fitri. ?Ah? Aa????..Ohhhh?.?rintih Fitri merasakan lidah Dino yang basah bergerak pada daerah pribadinya. Gerakan lidah Dino serasa sengatan-sengatan bara nikmat yang membubungkan perasaannya pada titik tak terkendalikan lagi. Kehendak birahinya telah merajai perasaannya. Pinggulnya bergerak-gerak gelisah. Dino bergerak kembali keatas, meluncurkan lidahnya sepanjang ban celana pendek itu tersebut. Kedua tangannya mulai menarik celana pendek tersebut. Dan Fitri membiarkan penutup tersebut lepas dari tubuhnya satu persatu. Dan Akhirnya tubuh putih itu tak menyisakan selembar benangpun yang membalut tubuhnya. Telanjang!!! Seraya tangannya melepaskan kain penutup terakhirnya, wajah Dino mendekati segitiga di pertemuan kedua paha lenjang Fitri. Mencium aroma yang khas. ?Ahhhh??????????erang Fitri merasakan sengatan basah lidah lelaki tegap tersebut pada kewanitannya. Tubuhnya kaku sesaat denganmata membeliak. Secara sporadic lidah Dino mengeksplorasi bagian tersebut, menbuat tubuh putih tersebut melonjak. Kadang pinggul padatnya bergerak gelisah membuat wajah Dino ikut terbawa. Lepitan sempit tersebut telah basah!! Dino tak peduli dan tetap pada aksinya. ? Ouhh????????..?erangan demi erangan Fitri meningkahi gemuruh gelombang birahi yang melandanya. Dino bergerak keatas mensejajarkan tubuhnya di atas tubuh padat gadis berkulit putih itu. Menggerakkan pinggulnya kekeiri dan ke kanan menyibakkan kedua paha Fitri, menempatkan batang tegarnya tepat di permukaan lepitan kewanitaan Fitri. Brgerak perlahan? ?ja? jangan??..A?..?terdengar ucapan lirih Fitri di tengah gemuruh napsnya yang memburu. Tetapi tubuhnya tak seiring dengan ucapannya. Tak kuasa ia menghentikan gerakan Dino. Dino mendorong dengan pelan, terpeleset??. Dino bangkit dan duduk, menempatkan kelamin mereka berdempetan. Menggenggam batang tegar kejantanannya, mengarahkan ujung membola tepat di permukaan lepitan basah tersebut, menggosok- gosokkan ujung tersebut di permukaan itu. Kembali mendorong. ? Perlahan lepitan tersebut memberikan jalannya terdesak oleh ujung membola yang licin tersebut. ? Aa????????..?ucap Fitri dengan mulut menganga saat Ujung membola batang tegar Dino bergerak masuk mili demi mili dan berhenti saat telah tenggelam sekitar 2-3 cm, di telan kelembutan hangat lepitan tersebut. Dino bergerak menempatkan tubuhnya kembali menutupi tubuh si gadis. Kedua tangan Fitri segera menemukan pegangan nya pada bahu tegap Dino, memandang sayu wajah lelaki idamannya itu. Keringat telah membasahi tubuh mereka di segala bagisn, membuatnya licin mengkilat di remang sinar lampu kamar. Dino kembali bergerak?. Kembali mendorong pinggulnya perlahan, mendesakkan batang tegarnya membuka kelembutan kenyal lepitan hangat yang basah tersebut. Mili demi mili batang tegarnya Dino masuk. Sepanjang perjalanan batang tegarnya tersebut jepitan liat liang kewanitaan Fitri terasa mencekal erat. ?Sakkitt???? A???????erang Fitri lirih. Sepanjang perjalanan batang tegar itu kedua tangan Fitri yang mendekap bahu Dino mencengkeram kuat, terasa pedih. Dino mendorong terus, hingga pada satu titik seolah tertahan oleh sebentuk cincin kenyal. Mengakibatkan laju batang kejantanannya terhenti sesaat. Setelah menarik napas Dino bergerak lagi.. Dengan satu dorongan kuat???. Sesuatu berdetus?,putus di bawah sana, yang lansung mengakibatkan batang tegarnya amblas terbenam seluruhnya dalam liat dan hangatnya kewanitaan Fitri ? Aaaaa???????????.?jerit Fitri merasakan terbelah oleh sebentuk batang liat dari ujung kaki hingga ujung rambut. Mulutnya telah berada di bahu Dino, menggigitnya melampiaskan rasa perih yang timbul di bawah. Tubuhnya mengaku sesaat.Napasnya terengah-engah. Dino menghentikan gerakannya memandang kedua bola mata Fitri bergantian, tak yakin dan takjub pada pengalamannya sesaat. ?Gadis ini masih perawan?.!! Serunya dalam hati. Dikecupnya mata Fitri yang berkaca-kaca di antara keringat pada kelopak matanya. Dan setelah merasa napas si gadis mulai teratur, Dino bergerak kembali. Menaikkan tubuhnya,kembali turun berulang ulang dalam tempo lambat. Kening Fitri yang tadi mengernyit kini perlahan mulai normal kembali. Tubuhnya telah mulai rileks dan menyambut setiap gerakan Dino. Gairahnya menyaqla-nyala dalam setiap hunjaman tubuh Dino. ? Ohh??????????? erangnya menceracau. Sebersit rasa perih yang sempat timbul telah berganti dengansengatan- sengatan batang membara yang mengalirkan deru-deru birahi yang tak terbendungkan. Naluriah pinggulnya bergerak menyambut setiap hunjaman batang tegar Dino yang membombardir kewanitaannya tak lelah- lelahnya. Perlahan tapi pasti kedua tubuh licin berkeringat tersebut melangkah setapak demi setapak menuju puncak tujuan. Bergumul dalam indahnya persebadanan, menggiring nafsu yang telah membakar keduanya ke penghujung pencapaian. Dino bergerak makin cepat, hunjaman batang tegarnya makin lancer di lumasi cairan licin yang terbit dari kewanitaan Fitri. Persentuhan batang tegarnya dengan hangatnya kewanitaan Fitri yang liat mencekal tak terbandingkan rasanya. Dino bergerak makin cepat, gemas menghunjamkan tubuhnya. Sementara Fitripun naluriah bergerak gelisah. Geli gatal di kewanitaanya yang terbelah otot kenyal tersebut makain menggila. Sebentuk aliran rasa yang terbit dari dasar kewanitaannya, menjalar di sepanjang sumsumnya, terus ke atas di tulang belakang menuju kepala?. ?Ahh?ahhh? ahhhhhhhhhhhhhhhh??..? pekik Fitri sambil menyentakkan kepalanya ke belakang. Tubuhnya melenting seperti ulat tertusuk duri dengan pinggul yang bergerak-gerak memacu saat gelombang puncak melambungkan perasaanya pada padang nirwana. Kedua tangannya memeluk ketat leher Dino seolah olah memakunya dengan jepitan kedua kakinya bak sepasang tak raksasa.Tubuhnya serasa kosong setelah gelombang tersebut pecah berkeping- keping di kepalanya. Perlahan mulai mereda, mengalir rasa damai yang sangat di pelupuk jiwanya. Jepitan-jepitan sporadis otot peristaltik yang liat mencekal laju batang tegar Dino. Seolah olah memeras setiap serat yang ada disana. Dino bergerak makin cepat mengejar puncak yang telah dicapai Fitri. Menghunjam tak henti-hentinya mamacu gelombang demi gelombang yang semakin bergelora. Bergerak terus?. ? Argh?????????????????geram Dino sambil menghunjamkan batang tubuhnya, merasakan sebuah aliran berkejaran di sepanjang tulang punggungnya, menuju pembuluh batng tegarnya yang menggelegak sesaat sebelum akhirnya menumpahkan semua isinya dalam beberapa semburan- semburan hangat yang kental. Membasahi dasar dan seluruh permukaan bagian dalam kewanitaan si gadis. Tersentak sentak tubuhnya seiring semburan demi semburan yang meledak. Tercabut jiwanya dari kefanaan dan melayang dalam keabadian rasa nyaman sesaat. Akhirnya tubuhnya menggelosoh disamping tubuh putih Fitri yang bersimbah keringat, yang terdiam dalam peresapan nikmat yang masih tersisa. Kedua matanya yang indah terpejam. Lebih kurang limabelas menit dalam kebisuan, Fitri berucap lirih, terisak-isak?. ?Aa? harus tanggung jawab kalau Fitri nanti hamil