Cerita Sex: istriku di pakai negro di salon pijet plus – Namaku Toni umur 30th, nama istriku Diah umur 27th. Diah mempunyai bentuk tubuh yang sangat proporsional, dari tinggi badan 165cm dan ukuran payudaranya benar-benar sangat serasi. Ditunjang dengan kulit putihnya yang lembut, serta rambut lurus panjang sebahu dengan kilau hitamnya.
Waktu itu sehabis melahirkan anak pertama kami, Diah terlihat bodynya menjadi mekar semua. Waktu itu ada keinginanku untuk mengajaknya salah satu salon perawatan tubuh guna mengembalikan keindahan tubuhnya seperti semula. Namun kata Diah menyarankan nanti aja kalo sesudah anak kami umur 1th, dimana Diah sudah tidak menyusui lagi.
1 tahun berlalu sesuai dengan yang aku janjikan akhirnya kami menuju salon tempat perawatan tubuh. Disitu saya baca fasilitasnya sangat lengkap, mulai dari massage sampe luluran dan spa pun tersedia. Selain itu juga didukung oleh para ahli yang saya liat semuanya wanita. Kira-kira 1 minggu 3x saya mengajak Diah kesalon tersebut, Selama kurang lebih 2 bulan. Hingga para pegawai disalon tersebut sampai hafal dan mengenal kami. Sampai pada akhirnya Diah menjadi pelanggan salon tersebut. Kadang-kadang 1 minggu sekali Diah aku ajak kesana sekedar untuk relaksasi, kalo tidak 2 minggu sekali.
Pada awal bulan memang saya tidak diperkenankan masuk untuk melihat proses perawatan tubuh pada istri saya, karena laki-laki dan salon tersebut memang diperuntukan bagi wanita. Akhirnya mereka menawarkan kepada saya sebagai pelanggan tetap, bahwa di salon tersebut juga ada sebuah penginapan yang letaknya dibagian dalam salon tersebut. Penginapan itu berupa kamar-kamar untuk pelanggan, dimana terjaga privasinya. Dengan fasilitas AC, jacuzi, kamar mandi uap dan tidak lupa springbed yang nyaman, dengan tujuan bagi wanita yang sudah beristri, sang suami bisa ikut menemani didalam tanpa mengganggu pelanggan salon yang lain khususnya wanita.
Dengan adanya penawaran seperti itu tentu saya ambil. Selesai reservasi kami diantar ke sebuah kamar yang telah saya pesan didepan. Kami dipersilahkan masuk dan menunggu dipanggilkan ahlinya perawatan tubuh. Tidak terlalu lama pintu kamar diketok seseorang. Ternyata datang juga orang yang kita tunggu. Seorang wanita namanya Ani, kulitnya putih bersih, cantik dan cukup sexy juga menurutku. Ternyata selama ini Ani lah yang sering menangani perawatan tubuh istriku. Waktu aku panggil mbak dia malu katanya umurnya masih muda dari saya, akhirnya untuk lebih akrab aku panggil Ani aja.
“Mbak Diah ada keluhan apa? Atau mau sekedar relaksasi saja?” tanya Ani. “Yach sekedar relaksasi aja An, dah lumayan lama ndak kesin.i” jawab Diah.
Lalu Ani mengusulkan kepada Diah kalo massage ringan disertai luluran keseluruh tubuh. Sebelumnya Ani mempersilahkanku duduk disofa didalam kamar tersebut, sambil menyarankan sebuah minuman semacam jamu kepadaku. Yang katanya bisa menambah stamina dan menghilangkan lelah ditubuh, sambil menunggu istriku. Datang juga akhirnya minuman tersebut agak hangat dan rasanya ternyata manis, saya pikir pahit karena jamu. Ani menyalakan sebuah alat berupa aroma terapi untuk menambah suasana yang nyaman dan rilex. Kemudian Diah disuruh melepaskan semua pakaiannya, karena yang pertama adalah luluran keseluruh tubuh. Setelah tubuh istriku Diah telanjang total serta merta Diah berbaring diatas kasur memunggungi Ani.
Mulailah Ani melumuri punggung hingga kekaki Diah dengan ramuan lulur yang aku sendiri kurang paham. Sambil jari jemari kedua tangannya memijat Diah mulai dari leher, bahu, punggung pantat dan sampe ke kaki. Setelah agak lumayan lama, Ani menyuruh istriku berbalik menghadap kedepan, terlihat bukit payudara Diah yang dulu sehabis menyusui terlihat kendor dengan warna puting agak kehitam-hitaman, sekarang sudah kencang dan warna putingnya terlihat merah muda menggemaskan. Dilulurinya seluruh badan Diah oleh Ani dari atas sampe bawah tak luput payudara dan meqinya. Mulai pemijatan ringan dari leher turun kedada, sampe payudara dan puting istriku tak luput dari pijatannya. Kulihat Diah merasa nikmat dan terdengar sedikit desahan kecil tanda kenikmatan tersebut.
“Gimana mbak Diah, enak yaaa?” tanya Ani. “Iya An, pijatanmu bener-bener bikin relax dan nikmat dirasakan.” jawab istriku.
Dengar hal seperti itu dimana kondisinya yang sangat nyaman dan rilex sepertinya pikiranku cuex aja, aahhh itu khan proses umum dalam terapi pikirku. Ani melanjutkan pijatannya sampe kebawah dan sekarang tidak hanya memijat paha dan kaki Diah saja tetapi jari-jemari Ani yang lentik memainkan bibir vagina dan klitoris Diah. Digosok-gosok dan dielus dengan lembut membuat klitoris Diah makin menonjol dan keliatan sebesar biji kacang tanah.
Sebelumnya memang sejak melahirkan istriku Diah selalu mencukur rambut disekitar vaginanya biar nampak bersih. Desahan demi desahan terdengar lirih tapi pasti, nafsu birahi Diah perlahan mulai meninggi. Hebat juga pikirku si Ani ini bener ahli dalam merangsang sesama wanita. Ya memang dalam pandangan istriku sebelumnya merasa jijik melihat hubungan sex antar wanita atau lesbian. Tapi anehnya diperlakukan oleh Ani seperti itu diem aja yaaa?
“Mbak Diah, apa boleh vagina dalamnya saya beri lulur supaya bersih?” tanya Ani. “Boleh aja ndak apa-appapa kok An” jawab Diah terbata-bata oleh kenimatan. “Mas ngijinin khan, kalo Vagina mbak Diah juga saya bersihkan, supaya kalo berhubungan lebih nikmat mas” kata Diah kepadaku sambil merayu dan minta ijin dahulu. Jawabku “boleh aja kok”, khan juga suatu proses terapi pikirku.
Aneh juga pikiranku bisa seperti itu, selain itu aku juga terangsang melihat perlakuan Ani kepada Diah. Mungkin karena minuman tadi atau aroma terapi yang bener-bener membuatku rilex dan bersikap cuex. Setelah mendapat ijin, Ani melanjutkan niatnya. Saya liat jari telunjuk Ani mulai keluar masuk meqi Diah. Pelan-pelan dengan gerakan yang lembut, sedang ibu jari Ani menggosok-gosok klitoris istriku. Tidak terlalu lama dan keliatannya Diah juga belum orgasme, Ani menyudahi permainannya.
Ani mengatakan kepadaku bahwa ini bagian dari ritual rilexsasi katanya, jadi tidak perlu sampe orgasme. Terlihat di raut muka Diah akan ketidakpuasannya. Selesai hal tersebut, Ani meminta Diah mandi untuk membersihkan badan. Tadinya Diah ogah-ogahan beranjak dari tempat tidur, mungkin aja karena tidak puas. Tapi Ani berkata katanya ini baru sebagian saja dan nanti akan ada yang lebih hebat. Mau juga Diah mandi dijacuzi dengan air hangat hingga bersih. Selesai mandi dan mengeringkan badannya dengan handuk, Diah duduk disofa disampingku sambil berbalut handuk saja.
Ani sedikit ngobrol-ngobrol dan katanya, “apa mau dilanjutkan atau istirahat dahulu?” Belum sempat aku jawab ehh Diah udah nggak sabar ngomong duluan, katanya “ok aja selagi seger badannya.” “Apa ndak sebaiknya mbak Diah minta pendapat dan ijin dari mas Toni sebagai suami?” Pinta Ani kepada Diah. “Gimana mas boleh ndak tawaran Ani tadi?” pinta Diah. “Boleh-boleh aja khan memang sudah seharusnya” jawabku. Karena dalam pikiranku memang seperti itu prosesnya.
Kemudian aku menanyakan pada Ani, “sebetulnya proses selanjutnya seperti apa?” Ani menerangkan “untuk selanjutnya pijatan-pijatan yang ringan dan kalo mau juga bisa sampai kepuasan kenikmatan yang dalam, itupun kalo mas Toni mengijinkan”, terang Ani kepadaku. “Bukannya aku tadi sudah memperbolehkan” jawabku. “Iya mas, tapi nanti ada satu syarat bila mas Toni bener-bener menyetujui” kata Ani. “Kira-kira seperti apa syarat tersebut?” tanyaku.
Ani menjelaskan bahwa sebetulnya syaratnya sangat mudah yaitu Ani menyuruhku tetap diam dan tidak boleh mencampurinya waktu bekerja, atau Ani tidak menjamin akan kesuksesan terapi ini. Dengan berat hati asal bisa menyenangkan istriku ndak apa-apa untuk mengambil resikonya. Setelah semua setuju akhirnya Ani meminta Diah melepaskan ikatan handuk yang melingkar menutupi keindahan tubuh sexy nya. Dan menyuruh Diah untuk berbaring rilex di tempat tidur dengan menghadap kedepan. Perlahan-lahan tapi pasti Ani mulai memijat kembali seluruh tubuh Diah.
Tak lupa kedua payudara Diah ikut diremas-remas dan dipilin putingnya hingga tegak berdiri. Dan tak lupa meqinya Diah juga digosok dan lubangnya dimasukin jari telunjuk Ani, dengan gerakan yang simultan, mulai kelihatan desahan-desahan Diah. Terlihat meqinya mulai basah dan licin. Desahan kenikmatan dan racauan Diah mulai terdengar sangat jelas. Sebentar lagi terlihat istriku Diah akan orgasme, secara disengaja Ani menghentikan aktifitasnya.
“An kekenapa berberhenti? Aaku hampir nyampee nichh” kata Diah. “Tenang aja mbak Diah, sekarang mbak tanya suami dulu apa masih mau diteruskan atau tidak” jawab Diah. “Mas boolehh yaa diterusin, aaku dah nanggung nich please yaaa please banget” Diah merayuku. “Gimana mas toni?” tanya Ani.
Akupun mengiyakan karena kulihat Diah sudah bener Birahi Tinggi. Kemudian Ani tiba-tiba saja mengajakku pindah dari sofa dan duduk dikursi kayu biasa dan dengan cekatan dia mengikatku dengan kencang ke kursi. Sebelum hilang kagetku Ani mencoba menenangkanku, katanya ini sebagai jaminan kata-kataku supaya tidak mengganggu pekerjaannya. Setelah itu Ani keluar kamar, didalam aku lihat Diah sepertinya sudah tidak memperdulikan aku lagi. Kulihat kedua tangannya sibuk meremas payudara dan menggosok bibir meqinya, seakan-akan sudah tidak sabar.
Sesaat kemudian Ani masuk, dan yang bikin aku kaget dibelakangnya dia mengajak 2 orang laki-laki tinggi sekitar 180 cm, berkulit hitam dan berotot kekar. Keduanya memakai piyama. Ani memperkenalkan bahwa keduanya adalah asistennya dan ini adalah service plus dari salon. Belum sempat hilang kagetku, Ani memberi isyarat kepada keduanya. Serta merta mereka melepaskan piyamanya. Busyet ternyata dibalik piyama, mereka tidak mengenakan selembar kainpun. Terlihat penisnya belum berdiri tapi sudah lumayan besar.
Ani menggandeng tangan Diah istriku untuk turun dari tempat tidur. Sesaat kemudian seperti kerbau yang dicokok hidungnya, Diah langsung berjongkok dihadapan mereka. Tanpa ada perintah, Diah langsung menghisap salah satu penis pria tersebut hingga bener-bener membesar. Kira-kira besarnya sebesar kaleng fanta slim dan panjangnya sekitar 20 cm. Aku lihat Diah hanya berhasil mengulum topi bajanya tidak sampai bisa masuk semua di mulutnya yang mungil. Salah seorang laki-laki negro tersebut mengangkat Diah dan membaringkannya diatas tempat tidur. Ditempelkan penisnya yang besar dibibir meqi istriku, secara perlahan-lahan dan pasti penis itu dipaksa masuk kelubang meqi Diah. Bleeezzz masuk juga penis tersebut disertai erangan, desahan kenikmatan Diah. Mula-mula penis tersebut dimaju mundurkan secara perlahan-lahan hingga meqi Diah terbiasa dan tidak merasa sakit. Terlihat sangat jelas sekali penis orang negro itu menggosok dan mengaduk-aduk meqi Diah. Terlihat wajah Diah hanya sesaat sudah akan mencapai orgasmenya yang tertunda.
“Aaaahhhaaahhh aakuuu keeluarrr ssssstttttt” teriak Diah.
Melihat Diah yang semakin bergairah, satu orang negro yang laen mendekatkan penisnya kemulut Diah. Tanpa ada perintah, langsung penis hitam dan besar dikulum walaupun hanya topi bajanya saja yang masuk. Gerakan penis sinegro dalam meqi Diah yang beraturan keluar masuk membuat Diah semakin larut dalam nafsu sexnya.
Sambil mengulum penis sesekali dikeluarkan serta meracau, “ohhhoohhhh yesss eennakk teeruusss… kenthuuu akku sepuaassmu aahhhhaaahhh… aakuu.. aku mau nyaammpeee ooooohhhhhhhhh.” Seiring teriakan, akhirnya Diah orgasme yang kedua hanya dalam selang waktu kurang dari lima menit.
Ani dan aku hanya menonton dari dekat.
“Gimana mbak Diah, enak mana dikenthu suamimu apa merasakan penis orang negro ini?” tanya Ani. “Eeenakkk baangettt An, aaku… akuuu pengen terruuusss… aaaahhhhh aakkuuu keluar lagiiii Annn.” jawab Diah.
Seperti sebuah shock therapy ditelingaku mendengar jawaban Diah istriku.
“Wah mas Toni terangsang jugaaa yach liatin istrinya dikerjain orang laen.” kata Ani.
Memang jujur saja aku bener-bener terangsang, sampe si adikku keliatan menyembul didalam celana jeans panjangku. Negro yang dikulum penisnya gantian menggantikan temannya untuk merasakan meqinya Diah. Sekarang Diah disuruh Dogstyle, tak kalah besar penis yang kedua ini dengan mudah masuk dan mengobok-ngobok meqi istriku. Karena meqinya Diah sudah basah dengan sperma kewanitaannya yang telah 2 kali orgasme.
“Gimana mbak Diah, tuh lihat suami kamu juga terangsang liat mbak dientotin orang, liat tuh adiknya keliatan khan nonjol dalam celana hehehe…” canda Ani. “Maaasss… masss suka yaaa liat Diah diiientotin ama orang laen sssshhhhhh…” kata Diah sambil mendesah keenakan. “Ngomong aja mas ndak usah malu ini service gratis kok dari kami, khan itung-itung sebagai suatu variasi kenikmatan sex dalam keluarga hehehe…” rayu Ani.
Mau ndak mau aku mengakuinya sebagai suatu rekreasi kehidupan sex. Aku liat Diah sedang diDogstyle dan dari depan Diah mengulum penis negro yang satunya. Dengan sangat bernafsu, Diah mengulum penis si negro hingga keluar air liur dan terdengar suara-suara srruuuupp… sruuuup… seperti orang sedang makan sup. Setelah itu Ani menyuruh kedua negro tadi melakukan penetrasi ke anus dan meqi Diah. Mendengar itu Diah kaget dan berusaha menolak.
“Tenang aja mbak Diah, paling sakit sedikit kok, mau khan bikin suasananya tambah panas?” rayu Ani.
Belum sempat dijawab, seorang negro yang lagi memompa penisnya dalam meqi Diah langsung mengeluarkan penisnya dan mengarahkan ke anusnya Diah. Sedang yang seorang lagi sudah siap dengan berbaring menunggu Diah memasukan penisnya kedalam meqinya. Blezzzz dua penis melakukan penetrasi saling bergantian di anus dan di meqi istriku Diah. Mendapatkan sensasi permainan sex yang baru, membuat Diah kehilangan kontrol meracau mendesah mengeluarkan kata-kata yang sungguh mengagetkan.
“Ooohhhh yaaaa teerruuusss… terruuus eenntooot aakuuu ssoodomi akkku enntottt meqiiikkuuu… ohhh yeeeesss ooohhhh maasss Toooniii aaakkuuu… aaakkkuuu uuddaahhh ….aggghhhh……..” teriak Diah.
Entah berapa kali Diah mengalami orgasme dan saya liat kedua negro sudah sekitar satu jam menyetubuhi istriku. Melihat itu Ani hanya senyum-senyum, kemudian dia melepaskan ikatanku karena aku juga merasa tidak akan mengganggu. Kemudian 2 orang negro mulai keliatan akan orgasme, dengan komando Ani kedua negro itu mencabut penisnya sejurus kemudian membaringkan Diah terlentang diatas tempat tidur. Dan satu persatu mereka menyemprotkan air maninya ke dalam mulut istriku dan dipaksanya untuk menelan. Terlihat sperma kedua negro itu putih kekuning-kuningan serta lengket dan agak bau. Mau tidak mau istriku menelannya, bener-bener bagaikan seorang pelacur. Selesai kedua negro itu memakai piyamanya dan ngeloyor keluar kamar.
“Gimana mbak, puas dengan permainan tadi?” tanya Ani. “Puas sekali An makasih yaaa..” “Buat mas Toni juga makasih mas” jawab Diah. “Tenang mbak Diah, Ani masih punya hadiah juga buat mas Toni” jawab Ani.
Belum hilang rasa penasaranku hadiah apa yang bakal aku terima. Tiba-tiba Ani melepaskan semua bajunya dan telanjang bulat didepanku.
“Tadi mas khan dah liat istrinya bermain sama orang lain, sekarang mas saya hadiahi tubuh Ani, mau khan mas?” tanya Ani.
Tanpa menunggu lama, aku lepas juga semua pakaian yang menempel dibadanku. Aku ciumi bibirnya Ani terus turun ke bukitnya yang putih dan montok. Aku remas-remas dan sedikit digigit, sedang tangan kananku mengexplorasi meqinya Ani. Aku masukin satu jari telunjuk kemeqinya, tambah lagi 2 jari tengah dan jari manis mengobok-obok meqinya Ani. Kini Ani hanya bisa mendesah dan meracau kenikmatan.
“Mass… masss Toni aakuuu keluar masss aaahhh ssssshhhhh” teriak Ani pada orgasme pertamanya.
Tanpa menunggu foreplay yang lebih lama karena saat itu adikku sudah berdiri tegak walaupun tak sebesar punya kedua negro tadi, aku masukin ke meqinya Ani. Langsung aku pompa dengan keras hinga terdengar suara plokk… ploookkk ketika buah pelirku memukul-mukul bibir vaginanya Ani. Aku terlentangkan Ani sambil aku kulum kedua bukit payudaranya bergantian. Kemudian aku balik dia dengan posisi Dogystyle hingga Ani mencapai 2kali orgasme.
“Teruuusss maasss ooohhh nikmat banget masss…. terruuuussss entoott akuuu masss ssshhhhh aahhhhh aakkkuu keluaarrrr…” teriak Ani.
Setelah sekitar lebih dari 30 menit, kurasakan penisku mulai berdenyut tanda mau orgasme. Cepat-cepat aku minta Ani untuk mengulumnya aaahhh.. akhirnya aku keluarin spermaku kedalam mulut Ani dan ditelan oleh Ani. Selama percintaanku dengan Ani, istriku Diah hanya melihat disamping kami. Tidak mengganggu atau melarang seperti aku melihat Diah saat bersetubuh dengan 2 pria negro.
“Wah mbak Diah, ternyata suami kamu hebat juga yaaaa. Aku aja ampe 2 kali keluar.” Puji Ani.
Diah hanya mengiyakan saja mendengar pujian untukku. Kemudian Ani mengingatkan kalo tadi sepertinya Diah berkata lonthe untuk dirinya. Mendengar itu Diah jadi tersipu-sipu malu sambil mencubit Ani. Posisi kami bertiga saat ini sedang telanjang semua. Ani akan memberi hadiah lagi kepada Diah, pikirku ini hadiah kagak ada habis-habisnya.
“Semoga mbak Diah dan mas Toni tetep berkunjung ke salon kami. Maka Ani kasih hadiah spesial buat mbak Diah, semoga mbak Diah tidak tersinggung.” kata Ani.
Sesaat Ani merogoh tas yang dibawanya dan mengeluarkan seuntai kalung berwarna silver, ditengahnya ada gantungan bertuliskan salon tersebut dan diujung kalung tersebut di sambungkan oleh 2 cicin mirip anting. Ani langsung menelpon ke recepsionist untuk mendatangkan kembali kedua negro tadi. Kaget juga aku dan Diah, apa mau ada percintaan lagi pikir kami berdua. Sebelum kami bertanya Ani langsung menenangkan kami.
“Jgn takut mas, Ani hanya minta bantuan tenaga mereka berdua aja kok.” kata Ani.
Akhirnya datang juga kedua negro tadi. Ani meminta istriku Diah berbaring terlentang di atas tempat tidur. Setelah itu kedua negro itupun naik ke kasur dan tanpa aba-aba mereka menjilati kedua puting susu istriku. Terlihat kedua puting susu istriku semakin mencuat menegang tanda istriku mulai terangsang. Ani langsung memerintahkan mereka berdua memegangi kedua tangan dan kaki istriku. Ani juga meminta istriku menggigit pelindung gigi. Heran pikirku mau diapakan lagi istriku ini.
“Jangan khawatir mas dan mbak, relax aja nanti pasti bagus deh hasilnya.” kata Ani.
Belum sampai aku mau menjawab tiba-tiba aku melihat Ani sudah memegang jarum, dan keliatannya jarum tersebut biasa dipakai buat bikin lubang piercing. Langsung bles… bles… dua kali Ani menusukan jarum tersebut ke kedua puting Diah yang sudah menegang. Dan dengan cekatan, Ani memasukkan ujung kalung tadi yang ada antingnya, masing-masing ujung ke satu puting. Terlihat istriku Diah meronta kesakitan sambil menggigit pelindung giginya yang diberikan oleh Ani.
Sebelum Ani dan kedua negro tersebut pergi, Ani mengajakku untuk menonton adegan percintaan kembali Diah dengan si negro. Aku dan Ani hanya menonton Diah disetubuhi untuk yang kedua kalinya dan sekarang kedua negro tersebut menyetubuhi Diah bergantian hingga satu jam lebih. Dengan tehnik bergantian saling menggantikan, bila sang negro satu mau keluar dia berhenti dan digantikan rekannya begitu terus berlanjut. Terdengar racauan, teriakan dan desahan kenikmatan Diah yang tak terlukiskan hebatnya.
Hal ini mendapatkan tepuk tangan dari Ani dan berkata “sekarang mbak Diah bener-bener seperti lonte sejati dan selamat buat mas Toni yang sudah menjadi germonya.” Plok… plok… plok… suara tepuk tangan Ani.
Memang itu dikatakan Ani dalam suasana yang sangat akrab jadi tidak sampe rasanya aku pengen marah. Setelah satu jam lebih, akhirnya kedua negro itupun mencapai orgasmenya dan menumpahkan seluruh spermanya ke dalam rahim istriku Diah. Akhirnya Ani mengucapkan terima kasih pada kami berdua atas kunjungannya dan kami pun chekout. Dalam perjalanan kerumah, kami bercerita tentang kesan-kesan di salon tersebut. Dan tak lupa istriku Diah terus memandangi kalung barunya yang menggantung didada, tepatnya menggantung dikedua puting susunya. Karena pulangnya ternyata Diah hanya mengenakan baju yang sedikit longgar tanpa memakai Bra.
“Mas, lain kali kita kesana lagi yaaa.” pinta Diah. Aku jawab, “ok aja, asal aku juga boleh main sama tukang salonnya yang cantik-cantik.”
1 tahun berlalu sesuai dengan yang aku janjikan akhirnya kami menuju salon tempat perawatan tubuh. Disitu saya baca fasilitasnya sangat lengkap, mulai dari massage sampe luluran dan spa pun tersedia. Selain itu juga didukung oleh para ahli yang saya liat semuanya wanita. Kira-kira 1 minggu 3x saya mengajak Diah kesalon tersebut, Selama kurang lebih 2 bulan. Hingga para pegawai disalon tersebut sampai hafal dan mengenal kami. Sampai pada akhirnya Diah menjadi pelanggan salon tersebut. Kadang-kadang 1 minggu sekali Diah aku ajak kesana sekedar untuk relaksasi, kalo tidak 2 minggu sekali.
Pada awal bulan memang saya tidak diperkenankan masuk untuk melihat proses perawatan tubuh pada istri saya, karena laki-laki dan salon tersebut memang diperuntukan bagi wanita. Akhirnya mereka menawarkan kepada saya sebagai pelanggan tetap, bahwa di salon tersebut juga ada sebuah penginapan yang letaknya dibagian dalam salon tersebut. Penginapan itu berupa kamar-kamar untuk pelanggan, dimana terjaga privasinya. Dengan fasilitas AC, jacuzi, kamar mandi uap dan tidak lupa springbed yang nyaman, dengan tujuan bagi wanita yang sudah beristri, sang suami bisa ikut menemani didalam tanpa mengganggu pelanggan salon yang lain khususnya wanita.
Dengan adanya penawaran seperti itu tentu saya ambil. Selesai reservasi kami diantar ke sebuah kamar yang telah saya pesan didepan. Kami dipersilahkan masuk dan menunggu dipanggilkan ahlinya perawatan tubuh. Tidak terlalu lama pintu kamar diketok seseorang. Ternyata datang juga orang yang kita tunggu. Seorang wanita namanya Ani, kulitnya putih bersih, cantik dan cukup sexy juga menurutku. Ternyata selama ini Ani lah yang sering menangani perawatan tubuh istriku. Waktu aku panggil mbak dia malu katanya umurnya masih muda dari saya, akhirnya untuk lebih akrab aku panggil Ani aja.
“Mbak Diah ada keluhan apa? Atau mau sekedar relaksasi saja?” tanya Ani. “Yach sekedar relaksasi aja An, dah lumayan lama ndak kesin.i” jawab Diah.
Lalu Ani mengusulkan kepada Diah kalo massage ringan disertai luluran keseluruh tubuh. Sebelumnya Ani mempersilahkanku duduk disofa didalam kamar tersebut, sambil menyarankan sebuah minuman semacam jamu kepadaku. Yang katanya bisa menambah stamina dan menghilangkan lelah ditubuh, sambil menunggu istriku. Datang juga akhirnya minuman tersebut agak hangat dan rasanya ternyata manis, saya pikir pahit karena jamu. Ani menyalakan sebuah alat berupa aroma terapi untuk menambah suasana yang nyaman dan rilex. Kemudian Diah disuruh melepaskan semua pakaiannya, karena yang pertama adalah luluran keseluruh tubuh. Setelah tubuh istriku Diah telanjang total serta merta Diah berbaring diatas kasur memunggungi Ani.
Mulailah Ani melumuri punggung hingga kekaki Diah dengan ramuan lulur yang aku sendiri kurang paham. Sambil jari jemari kedua tangannya memijat Diah mulai dari leher, bahu, punggung pantat dan sampe ke kaki. Setelah agak lumayan lama, Ani menyuruh istriku berbalik menghadap kedepan, terlihat bukit payudara Diah yang dulu sehabis menyusui terlihat kendor dengan warna puting agak kehitam-hitaman, sekarang sudah kencang dan warna putingnya terlihat merah muda menggemaskan. Dilulurinya seluruh badan Diah oleh Ani dari atas sampe bawah tak luput payudara dan meqinya. Mulai pemijatan ringan dari leher turun kedada, sampe payudara dan puting istriku tak luput dari pijatannya. Kulihat Diah merasa nikmat dan terdengar sedikit desahan kecil tanda kenikmatan tersebut.
“Gimana mbak Diah, enak yaaa?” tanya Ani. “Iya An, pijatanmu bener-bener bikin relax dan nikmat dirasakan.” jawab istriku.
Dengar hal seperti itu dimana kondisinya yang sangat nyaman dan rilex sepertinya pikiranku cuex aja, aahhh itu khan proses umum dalam terapi pikirku. Ani melanjutkan pijatannya sampe kebawah dan sekarang tidak hanya memijat paha dan kaki Diah saja tetapi jari-jemari Ani yang lentik memainkan bibir vagina dan klitoris Diah. Digosok-gosok dan dielus dengan lembut membuat klitoris Diah makin menonjol dan keliatan sebesar biji kacang tanah.
Sebelumnya memang sejak melahirkan istriku Diah selalu mencukur rambut disekitar vaginanya biar nampak bersih. Desahan demi desahan terdengar lirih tapi pasti, nafsu birahi Diah perlahan mulai meninggi. Hebat juga pikirku si Ani ini bener ahli dalam merangsang sesama wanita. Ya memang dalam pandangan istriku sebelumnya merasa jijik melihat hubungan sex antar wanita atau lesbian. Tapi anehnya diperlakukan oleh Ani seperti itu diem aja yaaa?
“Mbak Diah, apa boleh vagina dalamnya saya beri lulur supaya bersih?” tanya Ani. “Boleh aja ndak apa-appapa kok An” jawab Diah terbata-bata oleh kenimatan. “Mas ngijinin khan, kalo Vagina mbak Diah juga saya bersihkan, supaya kalo berhubungan lebih nikmat mas” kata Diah kepadaku sambil merayu dan minta ijin dahulu. Jawabku “boleh aja kok”, khan juga suatu proses terapi pikirku.
Aneh juga pikiranku bisa seperti itu, selain itu aku juga terangsang melihat perlakuan Ani kepada Diah. Mungkin karena minuman tadi atau aroma terapi yang bener-bener membuatku rilex dan bersikap cuex. Setelah mendapat ijin, Ani melanjutkan niatnya. Saya liat jari telunjuk Ani mulai keluar masuk meqi Diah. Pelan-pelan dengan gerakan yang lembut, sedang ibu jari Ani menggosok-gosok klitoris istriku. Tidak terlalu lama dan keliatannya Diah juga belum orgasme, Ani menyudahi permainannya.
Ani mengatakan kepadaku bahwa ini bagian dari ritual rilexsasi katanya, jadi tidak perlu sampe orgasme. Terlihat di raut muka Diah akan ketidakpuasannya. Selesai hal tersebut, Ani meminta Diah mandi untuk membersihkan badan. Tadinya Diah ogah-ogahan beranjak dari tempat tidur, mungkin aja karena tidak puas. Tapi Ani berkata katanya ini baru sebagian saja dan nanti akan ada yang lebih hebat. Mau juga Diah mandi dijacuzi dengan air hangat hingga bersih. Selesai mandi dan mengeringkan badannya dengan handuk, Diah duduk disofa disampingku sambil berbalut handuk saja.
Ani sedikit ngobrol-ngobrol dan katanya, “apa mau dilanjutkan atau istirahat dahulu?” Belum sempat aku jawab ehh Diah udah nggak sabar ngomong duluan, katanya “ok aja selagi seger badannya.” “Apa ndak sebaiknya mbak Diah minta pendapat dan ijin dari mas Toni sebagai suami?” Pinta Ani kepada Diah. “Gimana mas boleh ndak tawaran Ani tadi?” pinta Diah. “Boleh-boleh aja khan memang sudah seharusnya” jawabku. Karena dalam pikiranku memang seperti itu prosesnya.
Kemudian aku menanyakan pada Ani, “sebetulnya proses selanjutnya seperti apa?” Ani menerangkan “untuk selanjutnya pijatan-pijatan yang ringan dan kalo mau juga bisa sampai kepuasan kenikmatan yang dalam, itupun kalo mas Toni mengijinkan”, terang Ani kepadaku. “Bukannya aku tadi sudah memperbolehkan” jawabku. “Iya mas, tapi nanti ada satu syarat bila mas Toni bener-bener menyetujui” kata Ani. “Kira-kira seperti apa syarat tersebut?” tanyaku.
Ani menjelaskan bahwa sebetulnya syaratnya sangat mudah yaitu Ani menyuruhku tetap diam dan tidak boleh mencampurinya waktu bekerja, atau Ani tidak menjamin akan kesuksesan terapi ini. Dengan berat hati asal bisa menyenangkan istriku ndak apa-apa untuk mengambil resikonya. Setelah semua setuju akhirnya Ani meminta Diah melepaskan ikatan handuk yang melingkar menutupi keindahan tubuh sexy nya. Dan menyuruh Diah untuk berbaring rilex di tempat tidur dengan menghadap kedepan. Perlahan-lahan tapi pasti Ani mulai memijat kembali seluruh tubuh Diah.
Tak lupa kedua payudara Diah ikut diremas-remas dan dipilin putingnya hingga tegak berdiri. Dan tak lupa meqinya Diah juga digosok dan lubangnya dimasukin jari telunjuk Ani, dengan gerakan yang simultan, mulai kelihatan desahan-desahan Diah. Terlihat meqinya mulai basah dan licin. Desahan kenikmatan dan racauan Diah mulai terdengar sangat jelas. Sebentar lagi terlihat istriku Diah akan orgasme, secara disengaja Ani menghentikan aktifitasnya.
“An kekenapa berberhenti? Aaku hampir nyampee nichh” kata Diah. “Tenang aja mbak Diah, sekarang mbak tanya suami dulu apa masih mau diteruskan atau tidak” jawab Diah. “Mas boolehh yaa diterusin, aaku dah nanggung nich please yaaa please banget” Diah merayuku. “Gimana mas toni?” tanya Ani.
Akupun mengiyakan karena kulihat Diah sudah bener Birahi Tinggi. Kemudian Ani tiba-tiba saja mengajakku pindah dari sofa dan duduk dikursi kayu biasa dan dengan cekatan dia mengikatku dengan kencang ke kursi. Sebelum hilang kagetku Ani mencoba menenangkanku, katanya ini sebagai jaminan kata-kataku supaya tidak mengganggu pekerjaannya. Setelah itu Ani keluar kamar, didalam aku lihat Diah sepertinya sudah tidak memperdulikan aku lagi. Kulihat kedua tangannya sibuk meremas payudara dan menggosok bibir meqinya, seakan-akan sudah tidak sabar.
Sesaat kemudian Ani masuk, dan yang bikin aku kaget dibelakangnya dia mengajak 2 orang laki-laki tinggi sekitar 180 cm, berkulit hitam dan berotot kekar. Keduanya memakai piyama. Ani memperkenalkan bahwa keduanya adalah asistennya dan ini adalah service plus dari salon. Belum sempat hilang kagetku, Ani memberi isyarat kepada keduanya. Serta merta mereka melepaskan piyamanya. Busyet ternyata dibalik piyama, mereka tidak mengenakan selembar kainpun. Terlihat penisnya belum berdiri tapi sudah lumayan besar.
Ani menggandeng tangan Diah istriku untuk turun dari tempat tidur. Sesaat kemudian seperti kerbau yang dicokok hidungnya, Diah langsung berjongkok dihadapan mereka. Tanpa ada perintah, Diah langsung menghisap salah satu penis pria tersebut hingga bener-bener membesar. Kira-kira besarnya sebesar kaleng fanta slim dan panjangnya sekitar 20 cm. Aku lihat Diah hanya berhasil mengulum topi bajanya tidak sampai bisa masuk semua di mulutnya yang mungil. Salah seorang laki-laki negro tersebut mengangkat Diah dan membaringkannya diatas tempat tidur. Ditempelkan penisnya yang besar dibibir meqi istriku, secara perlahan-lahan dan pasti penis itu dipaksa masuk kelubang meqi Diah. Bleeezzz masuk juga penis tersebut disertai erangan, desahan kenikmatan Diah. Mula-mula penis tersebut dimaju mundurkan secara perlahan-lahan hingga meqi Diah terbiasa dan tidak merasa sakit. Terlihat sangat jelas sekali penis orang negro itu menggosok dan mengaduk-aduk meqi Diah. Terlihat wajah Diah hanya sesaat sudah akan mencapai orgasmenya yang tertunda.
“Aaaahhhaaahhh aakuuu keeluarrr ssssstttttt” teriak Diah.
Melihat Diah yang semakin bergairah, satu orang negro yang laen mendekatkan penisnya kemulut Diah. Tanpa ada perintah, langsung penis hitam dan besar dikulum walaupun hanya topi bajanya saja yang masuk. Gerakan penis sinegro dalam meqi Diah yang beraturan keluar masuk membuat Diah semakin larut dalam nafsu sexnya.
Sambil mengulum penis sesekali dikeluarkan serta meracau, “ohhhoohhhh yesss eennakk teeruusss… kenthuuu akku sepuaassmu aahhhhaaahhh… aakuu.. aku mau nyaammpeee ooooohhhhhhhhh.” Seiring teriakan, akhirnya Diah orgasme yang kedua hanya dalam selang waktu kurang dari lima menit.
Ani dan aku hanya menonton dari dekat.
“Gimana mbak Diah, enak mana dikenthu suamimu apa merasakan penis orang negro ini?” tanya Ani. “Eeenakkk baangettt An, aaku… akuuu pengen terruuusss… aaaahhhhh aakkuuu keluar lagiiii Annn.” jawab Diah.
Seperti sebuah shock therapy ditelingaku mendengar jawaban Diah istriku.
“Wah mas Toni terangsang jugaaa yach liatin istrinya dikerjain orang laen.” kata Ani.
Memang jujur saja aku bener-bener terangsang, sampe si adikku keliatan menyembul didalam celana jeans panjangku. Negro yang dikulum penisnya gantian menggantikan temannya untuk merasakan meqinya Diah. Sekarang Diah disuruh Dogstyle, tak kalah besar penis yang kedua ini dengan mudah masuk dan mengobok-ngobok meqi istriku. Karena meqinya Diah sudah basah dengan sperma kewanitaannya yang telah 2 kali orgasme.
“Gimana mbak Diah, tuh lihat suami kamu juga terangsang liat mbak dientotin orang, liat tuh adiknya keliatan khan nonjol dalam celana hehehe…” canda Ani. “Maaasss… masss suka yaaa liat Diah diiientotin ama orang laen sssshhhhhh…” kata Diah sambil mendesah keenakan. “Ngomong aja mas ndak usah malu ini service gratis kok dari kami, khan itung-itung sebagai suatu variasi kenikmatan sex dalam keluarga hehehe…” rayu Ani.
Mau ndak mau aku mengakuinya sebagai suatu rekreasi kehidupan sex. Aku liat Diah sedang diDogstyle dan dari depan Diah mengulum penis negro yang satunya. Dengan sangat bernafsu, Diah mengulum penis si negro hingga keluar air liur dan terdengar suara-suara srruuuupp… sruuuup… seperti orang sedang makan sup. Setelah itu Ani menyuruh kedua negro tadi melakukan penetrasi ke anus dan meqi Diah. Mendengar itu Diah kaget dan berusaha menolak.
“Tenang aja mbak Diah, paling sakit sedikit kok, mau khan bikin suasananya tambah panas?” rayu Ani.
Belum sempat dijawab, seorang negro yang lagi memompa penisnya dalam meqi Diah langsung mengeluarkan penisnya dan mengarahkan ke anusnya Diah. Sedang yang seorang lagi sudah siap dengan berbaring menunggu Diah memasukan penisnya kedalam meqinya. Blezzzz dua penis melakukan penetrasi saling bergantian di anus dan di meqi istriku Diah. Mendapatkan sensasi permainan sex yang baru, membuat Diah kehilangan kontrol meracau mendesah mengeluarkan kata-kata yang sungguh mengagetkan.
“Ooohhhh yaaaa teerruuusss… terruuus eenntooot aakuuu ssoodomi akkku enntottt meqiiikkuuu… ohhh yeeeesss ooohhhh maasss Toooniii aaakkuuu… aaakkkuuu uuddaahhh ….aggghhhh……..” teriak Diah.
Entah berapa kali Diah mengalami orgasme dan saya liat kedua negro sudah sekitar satu jam menyetubuhi istriku. Melihat itu Ani hanya senyum-senyum, kemudian dia melepaskan ikatanku karena aku juga merasa tidak akan mengganggu. Kemudian 2 orang negro mulai keliatan akan orgasme, dengan komando Ani kedua negro itu mencabut penisnya sejurus kemudian membaringkan Diah terlentang diatas tempat tidur. Dan satu persatu mereka menyemprotkan air maninya ke dalam mulut istriku dan dipaksanya untuk menelan. Terlihat sperma kedua negro itu putih kekuning-kuningan serta lengket dan agak bau. Mau tidak mau istriku menelannya, bener-bener bagaikan seorang pelacur. Selesai kedua negro itu memakai piyamanya dan ngeloyor keluar kamar.
“Gimana mbak, puas dengan permainan tadi?” tanya Ani. “Puas sekali An makasih yaaa..” “Buat mas Toni juga makasih mas” jawab Diah. “Tenang mbak Diah, Ani masih punya hadiah juga buat mas Toni” jawab Ani.
Belum hilang rasa penasaranku hadiah apa yang bakal aku terima. Tiba-tiba Ani melepaskan semua bajunya dan telanjang bulat didepanku.
“Tadi mas khan dah liat istrinya bermain sama orang lain, sekarang mas saya hadiahi tubuh Ani, mau khan mas?” tanya Ani.
Tanpa menunggu lama, aku lepas juga semua pakaian yang menempel dibadanku. Aku ciumi bibirnya Ani terus turun ke bukitnya yang putih dan montok. Aku remas-remas dan sedikit digigit, sedang tangan kananku mengexplorasi meqinya Ani. Aku masukin satu jari telunjuk kemeqinya, tambah lagi 2 jari tengah dan jari manis mengobok-obok meqinya Ani. Kini Ani hanya bisa mendesah dan meracau kenikmatan.
“Mass… masss Toni aakuuu keluar masss aaahhh ssssshhhhh” teriak Ani pada orgasme pertamanya.
Tanpa menunggu foreplay yang lebih lama karena saat itu adikku sudah berdiri tegak walaupun tak sebesar punya kedua negro tadi, aku masukin ke meqinya Ani. Langsung aku pompa dengan keras hinga terdengar suara plokk… ploookkk ketika buah pelirku memukul-mukul bibir vaginanya Ani. Aku terlentangkan Ani sambil aku kulum kedua bukit payudaranya bergantian. Kemudian aku balik dia dengan posisi Dogystyle hingga Ani mencapai 2kali orgasme.
“Teruuusss maasss ooohhh nikmat banget masss…. terruuuussss entoott akuuu masss ssshhhhh aahhhhh aakkkuu keluaarrrr…” teriak Ani.
Setelah sekitar lebih dari 30 menit, kurasakan penisku mulai berdenyut tanda mau orgasme. Cepat-cepat aku minta Ani untuk mengulumnya aaahhh.. akhirnya aku keluarin spermaku kedalam mulut Ani dan ditelan oleh Ani. Selama percintaanku dengan Ani, istriku Diah hanya melihat disamping kami. Tidak mengganggu atau melarang seperti aku melihat Diah saat bersetubuh dengan 2 pria negro.
“Wah mbak Diah, ternyata suami kamu hebat juga yaaaa. Aku aja ampe 2 kali keluar.” Puji Ani.
Diah hanya mengiyakan saja mendengar pujian untukku. Kemudian Ani mengingatkan kalo tadi sepertinya Diah berkata lonthe untuk dirinya. Mendengar itu Diah jadi tersipu-sipu malu sambil mencubit Ani. Posisi kami bertiga saat ini sedang telanjang semua. Ani akan memberi hadiah lagi kepada Diah, pikirku ini hadiah kagak ada habis-habisnya.
“Semoga mbak Diah dan mas Toni tetep berkunjung ke salon kami. Maka Ani kasih hadiah spesial buat mbak Diah, semoga mbak Diah tidak tersinggung.” kata Ani.
Sesaat Ani merogoh tas yang dibawanya dan mengeluarkan seuntai kalung berwarna silver, ditengahnya ada gantungan bertuliskan salon tersebut dan diujung kalung tersebut di sambungkan oleh 2 cicin mirip anting. Ani langsung menelpon ke recepsionist untuk mendatangkan kembali kedua negro tadi. Kaget juga aku dan Diah, apa mau ada percintaan lagi pikir kami berdua. Sebelum kami bertanya Ani langsung menenangkan kami.
“Jgn takut mas, Ani hanya minta bantuan tenaga mereka berdua aja kok.” kata Ani.
Akhirnya datang juga kedua negro tadi. Ani meminta istriku Diah berbaring terlentang di atas tempat tidur. Setelah itu kedua negro itupun naik ke kasur dan tanpa aba-aba mereka menjilati kedua puting susu istriku. Terlihat kedua puting susu istriku semakin mencuat menegang tanda istriku mulai terangsang. Ani langsung memerintahkan mereka berdua memegangi kedua tangan dan kaki istriku. Ani juga meminta istriku menggigit pelindung gigi. Heran pikirku mau diapakan lagi istriku ini.
“Jangan khawatir mas dan mbak, relax aja nanti pasti bagus deh hasilnya.” kata Ani.
Belum sampai aku mau menjawab tiba-tiba aku melihat Ani sudah memegang jarum, dan keliatannya jarum tersebut biasa dipakai buat bikin lubang piercing. Langsung bles… bles… dua kali Ani menusukan jarum tersebut ke kedua puting Diah yang sudah menegang. Dan dengan cekatan, Ani memasukkan ujung kalung tadi yang ada antingnya, masing-masing ujung ke satu puting. Terlihat istriku Diah meronta kesakitan sambil menggigit pelindung giginya yang diberikan oleh Ani.
Sebelum Ani dan kedua negro tersebut pergi, Ani mengajakku untuk menonton adegan percintaan kembali Diah dengan si negro. Aku dan Ani hanya menonton Diah disetubuhi untuk yang kedua kalinya dan sekarang kedua negro tersebut menyetubuhi Diah bergantian hingga satu jam lebih. Dengan tehnik bergantian saling menggantikan, bila sang negro satu mau keluar dia berhenti dan digantikan rekannya begitu terus berlanjut. Terdengar racauan, teriakan dan desahan kenikmatan Diah yang tak terlukiskan hebatnya.
Hal ini mendapatkan tepuk tangan dari Ani dan berkata “sekarang mbak Diah bener-bener seperti lonte sejati dan selamat buat mas Toni yang sudah menjadi germonya.” Plok… plok… plok… suara tepuk tangan Ani.
Memang itu dikatakan Ani dalam suasana yang sangat akrab jadi tidak sampe rasanya aku pengen marah. Setelah satu jam lebih, akhirnya kedua negro itupun mencapai orgasmenya dan menumpahkan seluruh spermanya ke dalam rahim istriku Diah. Akhirnya Ani mengucapkan terima kasih pada kami berdua atas kunjungannya dan kami pun chekout. Dalam perjalanan kerumah, kami bercerita tentang kesan-kesan di salon tersebut. Dan tak lupa istriku Diah terus memandangi kalung barunya yang menggantung didada, tepatnya menggantung dikedua puting susunya. Karena pulangnya ternyata Diah hanya mengenakan baju yang sedikit longgar tanpa memakai Bra.
“Mas, lain kali kita kesana lagi yaaa.” pinta Diah. Aku jawab, “ok aja, asal aku juga boleh main sama tukang salonnya yang cantik-cantik.”