Cerita Dewasa Lina Sahabatku. Nama gue Fadli. Gue mau berbagi pengalaman yang bisa dibilang “MENARIK”,bagi gue pribadi. Setelah pengalaman pertama gue bercinta dengan adik kandung gue sendiri,Sarah. Yang sampai dengan saat ini masih gue “nikmati”,gue punya pengalaman yang lain setelah “bermain” dengan Sarah.
Kali ini gue bercinta dengan teman curhat gue,namanya Lina,usianya 23 tahun,lebih muda setahun dari usia gue.
Lina adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Gue dan Lina sebenarnya sudah cukup lama saling mengenal, sejak gue duduk di kelas 2 SMP Lina sebagai adik kelas gue saat itu. Kami saling kenal karena disuatu acara “class meeting”,Lina sebagai pemandu sorak membuka acara tersebut. Lina cukup aktif disekolahnya,kegiatan OSIS,Paskibra dan juga anggota Cheers/Dance dia ikuti.
Setelah sudah lama tidak bertemu sejak gue lulus SMP,kami bertemu lagi di awal tahun 2009 di dalam busway,ketika gue mau berangkat ketempat kerja di daerah J**Pus dan Lina saat itu hendak interview di sebuah bank swasta di daerah J**Pus,kami pun saling bertukar nomor handphone.
Lina memiliki Tubuh cukup langsing,ukuran dadanya tidak terlalu besar,mungkin 34B,pinggangnya juga cukup langsing,hanya saja pantatnya yang buat gue “lagi-lagi” tidak bisa tahan.
Selepas pulang dari kantor, gue niatkan menelepon Lina begitu sesampai dirumah.
Sesampai dirumah gue langsung masukkan motor,rupanya Sarah belum pulang dari kuliahnya dan gue lanjut telpon Lina.
Gue : “Halo Lina,ini gue Fadli.”
Lina : “Hai Fay” (Nama panggilan gue)
Gue : “gimana hasil interviewnya?lancar ga?”.
Lina : “bete gue Fay,gue ga jadi interview tadi.”
Gue : “loh?! kenapa emangnya?”
Lina : “gara-gara cowo gue!!!”
Ditengah perjalanan interviewnya Lina bertengkar dengan pacarnya di handphone. Hingga menghilangkan mood-nya untuk interview.(Sayang sekali kesempatan berkarir tertunda karena masalah pribadi, jangan dicontoh ya)
Tak terasa sudah sejam kami berbincang lewat telpon,kami pun menjadi sering curhat tentang pasangan kami masing-masing sejak saat itu. Setelah 1 bulan kami saling telpon-telponan.Kami pun janjian untuk ketemuan di Bl*k M diakhir pekan saat itu. Siang hari itu langit mendung namun hujan tak kunjung turun juga,kami pun bertemu di salah satu restoran disana.
Lina mengenakan kemeja hitam dan celana jeans ketatnya.membuat gue tidak bisa melihat kearah yang lain selain ke bokongnya.
Setelah makan,kami lanjut jalan-jalan tanpa kami sadari jemari kami pun saling menggenggam.(apakah ini ada artinya?gue pun bingung menghadapi perasaan itu)
Setelah muter-muter tanpa tujuan kami pun siap pergi dari tempat itu.walau hanya jalan-jalan tidak jelas namun moment itu cukup menyenangkan karena kami saling bercanda gurau,jam pun sudah menunjukan pukul 15:00. Dengan sepeda motor gue melangkah keluar dari mall tersebut menuju rumah Lina.
Lina : “Fay…kayanya pengen hujan ya?”
Lina mendekap erat tubuh gue dari belakang, terasa dua gundukan di punggung.
Gue : “kayanya sih, tapi enak banget cuacanya kaya begini, sejuk…apalagi berduaan sama lo, heheh…” (canda gue)
Lina : “iiiihhh… Gombal” (sambil mencubit pinggang gue.)
cuaca yang sejuk saat itu membuat penis gue menegang, rasanya seperti ingin buang air kecil. Perjalanan kami tempuh 45menit dalam waktu normal, namun pada saat itu kami harus menempuh 2x lebih lama dari waktu normal, keadaan jalan raya tidak ada yang bisa memprediksi macetnya sore itu. Penisku (entah sengaja atau tidak yang dilakukannya) terpegang oleh Lina.
Gue : “aduuuh.. Duhhh.. “
Lina : “kenapa Fay? “.
kejadian itu sangat cepat karena gue harus mengerem mendadak lantaran mobil merci didepan gue berhenti mendadak.
Gue : “gapapa Lin, cuma kaget aja mobil didepan berenti mendadak. Orang boleh kaya tapi kadang otaknya ga dipake donk”. Omel gue pada pengendara mobil itu.
Lina tertawa kecil mendengar gue mengumpat. Penis gue pun kembali tersenggol oleh tangan Lina.
Lina : “ini apaan Fay”
digenggamlah penis gue dengan jemari-jemari lentiknya. setelah merabanya Lina akhirnya menyadari apa yang dia pegang barusan.
Lina : “aduh Fay..sorry,gue ga sengaja…gue pikir apaan?!”
dengan nada “polos” dan laga pilun gue balik tanya ke Lina.
Gue : “emang apaan yang lo pegang tadi?”
Lina : “…..”
Lina hanya terdiam.
Lina : “kok bisa tegang begitu Fay?”
Gue : “pengaruh cuaca Lin,bawaannya jadi kepengen kencing..hehehe,sorry td kesentuh deh..”
Karena insiden itu kami sempat kikuk ketika ingin berbicara. entah gue mau ngomong apalagi ke Lina,hanya utaraan kata-kata yang responsif yang keluar dari mulut gue ini.
Gue : “emangnya lo tau apaan yang barusan lo pegang?”
Lina : “yaaa….taulah!” (dengan nada cetus Lina menjawabnya)
Gue : “ooo…pernah liat ya?atau pernah pegang juga mungkin?,hhehehehe…”.
Lina : “iiihhh…apaan sih Fay.pegang aja baru,apalagu ngeliat!”.
Gue : “jiaelaah pake ngeles lagi,udah ngaku aja,ga usah munafik,pernahkan lo?!”.
pertanyaan gue membuat Lina terpojok,yang pada akhirnya Lina pun mengakuinya.
Lina : “iya..iya pernah,mang kenapa sih?” (nadanya berubah menjadi nada orang sedang ngambek).
Gue : “nahkan..tinggal ngomong aja berat amat..ya gapapa juga toh lo juga udah jadi wanita dewasa,jadi ga perlu bohong lah akan hal-hal tabu sama temen-temen lo,kecuali sama keluarga lo”.
Gue : “emangnya punya siapa yang pernah lo pegang Lin,hehehe…itu juga kalo gue boleh tau?”.
Lina : “ya punya cowo gue..mmm..sama punya lo,hehehe..”. (senyumnya)
Gue : “terus gedean mana sama punya cowo lo?”.
Lina : “gue kan belum liat punya lo Fay…”.
Mendengar kata-kata pancingan itu dari mulut Lina membuat Penis gue semakin kencang dan keras. Hasrat buang air kecil pun semakin terasa, karena sudah tidak tahan menahannya sampai rumah Lina,akhirnya gue memutuskan untuk buang air kecil disebuah POM bensin dikawasan B***aro.
Gue : “Lin,gue kencing dulu ya,udah ga tahan”
Lina : “ga tahan nahan kencingnya atau mau dikeluarin karena ga tahan cerita gue,hahaha” (ledeknya..Lina ga tau kalo gue selalu melakukan hubungan sex dengan adik gue sebelum tidur)
sesampai di SPBU gue langsung ngibrit ke toilet tanpa memedulikan Lina yang tengah melepaskan helmnya,apesnya Toilet Pria di SPBU tersebut sedang dalam perbaikan.”anjriiiiiiiiiittt” desis gue. Karena kebelet dan kepepet akhirnya gue masuk ke dalam toilet wanita. “sreeeettt…”,”aaaahhhh…legaaaa” desis gue saat itu. Setelah gue selesai dengan hasrat gue,Lina masuk kedalam toilet sambil memainkan HP-nya,mungkin sedang membalas SMS dari pacarnya. Dengan keadaan penis gue masih menjulur keluar Lina hendak menjerit,dengan sigap gue menutup mulutnya tanpa sempat menutup penis gue.
Lina : “Fadli?? ngapain lo di toilet cewek?” (sudah tidak menjerit setelah Lina tau itu adalah gue)
Gue : “toilet cowo lagi diperbaikin,karena udah kebelet gue kencing disini aja”.
Tangannya kembali menyentuh penisku yang masih sedikit tegang paska menahan hawa dingin dan buang air kecil.
Lina : “hhhaah..!!gede banget Fay..berurat pula..” (Lina sambil menggengamnya seperti memompa karet,makin besarlah penis gue)
Gue : “ssshhtt…tangan lo lembut banget Lin”.
Lina : “tangan gue sampe ga cukup menggenggamnya Fay” (wajahnya terlihat takjub melihatnya,Lina dengan tinggi 158cm dengan berat badan +/- 45kg,)
Gue : “mangnya punya cowo lo ga segini?”
Lina : “ga..punya cowo gue kecil..uuuggghhh..gemes gue”
Sebelum aktivitas kami ketahuan orang,gue ambil papan peringatan “sedang dalan perbaikan” didalam toilet wanita lalu gue cantel di gagang pintu depan dan pintu gue kunci. Lalu kami meneruskan aktivitas kami tadi dengan suasana lampu redup dan toilet agak sedikit bau,gue mulai permainannya.
Gue mulai mencium bibirnya tangan sambil bergerilya ke dada dan selangkangannya. ketika sedang asik bergerilya,tubuh gue didorongnya ke dinding toilet dan Lina mulai jongkok dan mengkulum penis gue.
Gue : “sssss……aaaahhh”
Lina : “hmmm…mmmm…mmm..gila gede banget nih penis” (penis gue sambil dipukul-pukulnya ke pipinya sendiri)
Gue : “sedotan lo mantap Lin…lo udah pernah ngeseks ya?”
Lina masih sibuk mengulumnya,sesekali meludahi penis gue.
Lina : “belom…mmm…mmmmm..mmmmm”
Gue : “tapiiii…uuugghhhh…pro banget sedotan looo….hhh…”. (sampai merinding bulu kudu gue saat menerima sedotannya)
Lina : ” gue cuma seks oral doank ma cowo gue,sesekali petting”.
setelah 10 menit Lina bermain dengan penis gue,sekarang giliran gue memainkan peran gue. Gue berdiri, lalu mencium bibirnya,membalikkan tubuh Lina menghadap dinding dan membungkukan badannya dan tangannya menempel ke dinding. Gue buka celana jeans ketatnya,gue lihat celana dalamnya sudah basah,ternyata Lina sudah organsme.
Gue : “wuuuiiihh…udah basah aja Lin?”.
bentuk vaginanya Lina memang tidak seindah vagina milik adikku,Sarah. Dinding vagina Lina agak sedikit berwarna cokelat,jika dibandingkan Sarah yang putih bersih. tapi dengan keadaan seperti itu gue tidak pandang bulu.
Gue jilat vagina Lina,hingga membuat Lina mengerang.
Lina : “sssshhhhhh…..aaaaaaahhhhhh….uuuuugggghh…ter us Fay”. tangan Lina menahan kepala gue untuk terus menjilatin vaginanya,tidak lama kemudian Lina organsme kembali,membasahi mulut dan baju gue.
Ditempat umum,benar-benar membuat adrenalin mengalir deras,detak jantung pun begitu cepat. gue lihat jam tangan gue,jam sudah menunjukan jam 17:00-an, tanpa pikir panjang gue tancapkan penis gue ke dalam vagina Lina dengan posisi membelakanginya,tanpa hambatan penis gue masuk dengan mulus disertai darah perawannya.tangam gue pun bebas mengenggam buah dadanya dari belakang.
Lina : “Fay…gue sayang lo..terus Fay…teken terus,aaaaahhhhh……”.
Gue : “Santai Lin…gue ga mau buat lo semakin kesakitan,apalagi vagina lo sempit banget”
Penis gue seakan dijepit dinding yang hangat namun berlendir. Kadang kala kami harus menghentikan permainan kami sejenak jika mendengar langkah dari luar,lalu lanjut kembali.
Lina : “Fay…gue mau keluar lagi…aaaaahhhh….sssssshhhhhh….”. (Lina menaikan tempo geseknya)
sungguh membuat tercengang,melihat Lina bergerak sendiri tanpa merasakan sakit di vaginanya. Gue pun mulai menaikkan tempo dorongan gue, sampai akhirnya gue mau klimaks,gue cabut lalu gue keluarin ke bokong Lina.
Lina pun memeluk dan mencium gue dan mencolek sperma yang gue keluaron di bokongnya dan menjilatnya.
Lina : “hmmm….amis tapi gurih,gue suka,mmm”
Gue : “hufff…..seru juga ngeseks di tempat umum begini,lain kali lagi yuk”.
Lina : “oke..lain kali cari tempat yang wangi” (dengan nada meledek)
tidak lama kemudian HP kami pun berbunyi,Lina ditelpon oleh pacarnya dan gue ditelpon oleh Sarah,adik gue sendiri.
Rencana malam mingguan gue berantakan,karena harus gue batalin,lantaran harus mengantar Lina kerumahnya.
sebagai gantinya gue bermain dengan adik gue sendiri malam menjelang tidur.