Hajar Jahanam Hajar Jahanam Hajar Jahanam

Ku Goda Dosenku

cerita sex unikku ini berlangsung satu tahun lebih yang lantas, tepatnya pada akhir semester 3. waktu itu yaitu detik-detik menyambut ujian akhir semester ( uas ). layaknya umumnya, sekian hari sebelum saat dimulainya uas nama-nama mahasiswa yang tidak diperbolehkan turut ujian dikarenakan beragam karena layaknya over absen, telat pembayaran, dsb tercantum di papan pengumuman di depan area tu fakultas. hari itu diriku dibikin shock dengan tercantumnya namaku di daftar cekal di antara mata kuliah mutlak, 3 sks juga.

diriku amat bingung disana tertulis absenku telah empat kali, melebihi batas maksimum tiga kali, apakah diriku salah mengkalkulasi, walau sebenarnya di agendaku tiap-tiap absenku kucatat dengan jelas diriku cuma tiga kali absen di mata kuliah itu. akupun complain problem ini dengan dosen yang berkaitan yakni pak qadar, seorang dosen yang cukup senior di kampusku, beliau berusia pertengahan 40-an, berkacamata serta sedikit beruban, tubuhnya pendek seandainya di banding denganku cuma hingga sedagu. diajar olehnya memanglah enak serta tahu tetapi beliau agak cunihin, dikarenakan senang mencarinya peluang untuk mencolek atau bercanda dengan mahasiswi yang cantik pada jam kuliahnya terhitung juga diriku dulu jadi korban kecunihinannya. dikarenakan telah senior serta menjabat kepala jurusan, beliau diberi ruangan seluas 5×5 mtr. berbarengan dengan bu hany yang juga dosen senior merangkap wakil kepala jurusan. kuketuk pintunya yang terbuka sesudah seorang mahasiswa yang tengah bicara padanya pamitan. “siang pak !” sapaku dengan senyum dipaksa “siang, ada butuh apa ?” “ini pak, saya akan tanya perihal absen saya, kok dapat lebih walau sebenarnya dicatatan saya hanya tiga…” demikianlah kujelaskan panjang lebar serta beliau mengangguk-anggukkan kepala mendengarnya. sebagian menit beliau meninggalkanku untuk ke tu lihat daftar absen lantas kembali lagi dengan map absen di tangannya.
nyatanya sesudah usut mempunyai usut, diriku tertinggal satu jadwal kuliah tambahan serta cerobohnya diriku juga lupa mencatatnya di agendaku. memohon belas kasih diriku memelas padanya agar ada keringanan atau keringanan. “aduhh…tolong dong pak, soalnya tidak ada yang memberi tahu saya perihal yang tambahan itu, lantas saya juga tidak tau pak, bukan hanya salah saya seluruh dodiang pak” “tapi kan dik, anda sendiri harusnya tahu seandainya absen yang tiga pada mulanya anda bolos bukan hanya dikarenakan sakit atau apa kan, semestinya untuk berjaga-jaga anda tidak absen sejumlah itu dong dulu” sebagian waktu diriku tawar menawar dengannya tetapi ujung-ujungnya terus harga mati, yakni diriku terus tidak bisa ujian dengan kata lain diriku tidak lulus di mata kuliah tersebut. kalimat terakhirnya sebelum saat diriku pamit hanya “ya telah lah dik, baiknya anda ambillah hikmahnya perihal ini agar meningkatkan anda lebih rajin di masa datang” dengan letakkan tangannya di bahuku. dengan lemas serta pucat diriku mengambil langkah keluar dari situ serta nyaris bertabrakan dengan bu hany yang menuju ke ruangan itu.

didalam perjalanan pulang dimobil lalu pikiranku tetap kalut hingga mobil di belakangku mengklaksonku dikarenakan tidak mencermati lampu telah hijau. hari itu diriku habis 5 batang rokok, walau sebenarnya pada mulanya jarang sekali diriku mengisapnya. diriku telah susah-susah studi serta kerjakan tugas untuk mata kuliah ini, juga nilai uts ku 8, 8, namun seluruhnya percuma cuma dikarenakan asal-asalan sedikit, yang ada saat ini hanya jengkel serta sesal. sembari tiduran diriku memindah-mindahkan chanel parabola dengan remote, sampai sampailah diriku pada chanel tv dari taiwan yang kebetulan tengah menayangkan film semi. terlintas di pikiranku sesuatu langkah gila, kenapa diriku tidak memakai karakter cunihinnya itu untuk menggodanya, diriku sendiri kan pengagum seks bebas. hanya langkah ini cukup besar taruhannya seandainya tidak terkena jadi diriku yang malu, namun biarlah tak ada salahnya coba, gagal ya gagal, demikian pikirku.


diriku memikirkan gagasan untuk menggodanya dam mengambil keputusan waktunya, yakni sore jam 5 lebih, umumnya jam itu universitas mulai sepi serta dosen-dosen lain telah pulang. diriku hanya mengharapkan waktu itu bu hany telah pulang, seandainya tidak gagasan ini dapat tertunda atau barangkali gagal. esok harinya diriku mulai menggerakkan rencanaku dengan berdebar-debar. kupakai pakaianku yang seksi berbentuk sesuatu pakaian tanpa lengan berwarna biru dipadu dengan rok putih menggantung sebagian senti di atas lutut, gilanya yaitu dibalik seluruh itu diriku tidak menggunakan bra ataupun celana didalam. tegang juga terasa baru pertama kalinya diriku keluar tempat tinggal tanpa baju didalam sekalipun, layaknya ada perasaan aneh mengalir didalam diriku. birahiku naik memikirkan yang tidak-tidak, terutama hembusan ac di mobil makin membuatku bergairah, hawa dingin berhembus menggelikitik kemaluanku yang tidak tertutup apa-apa. dikarenakan agak macet diriku baru tiba di universitas jam 1/2 enam, kuharap pak qadar tetap di kantornya. universitas telah sepi waktu itu dikarenakan waktu menyambut ujian banyak kelas telah libur, jikalau masuk sangat hanya untuk pemantapan atau kuis saja. diriku naik lift ke tingkat tiga. seorang karyawan serta dua mahasiswa yang selift denganku mencuri-curi pandang ke arahku, satu perihal yang biasa kualami dikarenakan diriku kerap kenakan pakaian seksi hanya saat ini bedanya diriku tidak gunakan apa-apa di baliknya. tak tahu bagaimana reaksi mereka seandainya tahu ada seorang gadis di dalam mereka tidak kenakan pakaian didalam, untungnya pakaianku tidak terlampau ketat hingga lekukan tubuhku tidak terjiplak.

akupun hingga ke area beliau di sebelah lab. bhs serta kulihat lampunya tetap nyala. kuharap bu hany telah pulang seandainya tidak sia-sialah seluruhnya. jantungku berdetak lebih kencang waktu kuketuk pintunya. “masuk !” sahut nada dari didalam “selamat sore pak !” “oh, anda citra yang tempo hari, ada apa lagi nih ?” tuturnya sembari memutar kursinya yang menghadap computer ke arahku. “itu…pak akan mengulas problem yang tempo hari lagi, apa tetap ada keringanan bikin saya” “waduh…kan ayah telah katakan dari tempo hari bahwa tanpa surat opname atau ijin spesial, anda terus dihitung absen, di sini aturannya memanglah demikian, ingin anda maklum” “jadi telah tak ada tawar-menawar lagi pak ?” “maaf dik, ayah tidak dapat membantumu didalam perihal ini” “begini saja pak, saya mempunyai penawaran paling akhir untuk ayah, saya ingin dapat menebus absen saya yang satu itu, bagaimana pak ?” “penawaran…penawaran, memangnya pasar gunakan tawar-menawar segala” tuturnya dengan agak jengkel dikarenakan diriku terus ngotot.

tanpa pikir panjang lagi diriku segera menutup pintu serta menguncinya, lantas jalan ke arahnya serta segera duduk di atas meja pas disampingnya dengan menyilangkan kaki. tingkahku yang nekad ini membuatnya salah tingkah. pada saat pak qadar tetap terbengong-bengong kuraih tangannya serta kuletakkan di betisku. “ayolah pak, saya yakin ayah tentu dapat nolongin saya, ini penawaran paling akhir saya, periode ayah tidak tertarik dengan yang satu ini” godaku sembari merundukkan badan ke arahnya hingga pak qadar bisa lihat belahan payudaraku melewati leher bajuku yang agak rendah. “dik…kamu-kamu ini…. edan juga…” tuturnya terpatah-patah dikarenakan gugup wajahku mendekati berwajah serta berbisik pelan 1/2 mendesah : “sudahlah pak, tak perlu pura-pura lagi, nikmati saja pada saat anda bisa” beliau semakin terperangah tanpa mengedipkan matanya saat diriku mulai melepas kancing bajuku satu-persatu hingga ke-2 payudaraku dengan puting pink-nya serta perutku yang rata tampak olehnya. tanpa melepas pandangannya padaku, tangannya yang semula hanya memegang betisku mulai merambat naik ke paha mulusku dibarengi sedikit remasan.
kuturunkan kakiku yang tersilang serta kurenggangkan pahaku supaya beliau lebih leluasa mengelus pahaku. dengan 1/2 berdiri beliau menggapai payudaraku dengan tangan yang satunya, sesudah tangannya mencukupi payudaraku pak qadar meremasnya pelan diiringi desahan pendek dari mulutku. “dadamu bagus juga yah dik, kencang serta montok” pujinya beliau lantas mendekatkan mulutnya ke arah payudaraku, sesuatu jilatan menyapu telak putingku disusul dengan gigitan mudah mengakibatkan benda itu mengeras serta tubuhku bergetar. sesaat tangannya yang lain merambah lebih jauh ke didalam rokku sampai selanjutnya menyentuh pangkal pahaku. beliau berhenti sesaat saat jari-jarinya menyentuh kemaluanku yang tidak tertutup apa-apa “ya ampun dik, anda tidak gunakan dalaman apa-apa kesini ! ?” tanyanya terheran-heran dengan keberanianku “iyah pak, spesial untuk bapak…makanya ayah mesti tolong saya juga” tiba-tiba dengan bernafsu pak qadar bentangkan lebar-lebar ke-2 pahaku serta menjatuhkan dirinya ke kursi kerjanya.

matanya layaknya akan copot memandangi kemaluanku yang merah merekah di antara bulu-bulu hitam yang lebat. sungguh tidak dulu terbayang olehku diriku duduk di atas meja mekakangkan kaki dihadapan dosen yang kuhormati. sebentar lantas lidah pak qadar mulai menjilati bibir kemaluanku dengan rakusnya. lidahnya ditekan masuk ke didalam kemaluanku dengan satu jarinya mempermainkan klitorisku, tangannya yang lain dijulurkan ke atas meremasi payudaraku. “uhh h… !” diriku betul-betul menikmatinya, mataku terpejam sembari menggigit bibir bawah, tubuhku juga menggelinjang oleh sensasi permainan lidah beliau. diriku mengerang pelan meremas rambutnya yang tidak tebal, ke-2 paha mulusku mengapit jamant kepalanya seolah tidak menginginkannya terlepas. lidah itu bergerak makin liar menyapu dinding-dinding kemaluanku, yang sangat enak yaitu saat ujung lidahnya beradu dengan klitorisku, duhh…rasanya geli layaknya akan ngompol. butir-butir keringat mulai keluar layaknya embun pada sekujur tubuhku.

sesudah bikin vaginaku basah kuyup, beliau berdiri serta melepas diri. pak qadar buka celana panjang beserta celana dalamnya hingga ‘burung’ yang daritadi telah sesak didalam sangkarnya itu saat ini bisa berdiri dengan dengan tegak. digenggamnya benda itu serta dibawa mendekati vaginaku “bapak masukin saat ini saja yah dik, telah gak sabar nih” “eiit…bentar pak, ayah kan belum merasakan mulut saya nih, dijamin ketagihan deh” kataku sembari menggapai penisnya serta turun dari meja kuturunkan badanku perlahan-lahan dengan gerakan menggoda sampai berlutut dihadapannya. penis didalam genggamanku itu kucium serta kujilat perlahan dibarengi sedikit kocokan. benda itu bergetar hebat diiringi desahan pemiliknya setiap saat lidahku menyapunya. saat ini kubuka mulutku untuk memasukkan penis itu. hhmm…. nyaris sedikit lagi masuk semuanya namun nampaknya telah mentok di tenggorokanku. bisa juga penisnya untuk seusia beliau, meskipun tidak seperkasa orang-orang kasar yang dulu ml denganku, kepunyaannya cukup kokoh serta dihiasi sedikit urat, sisi kepalanya terlihat layaknya cendawan berdenyut-denyut. didalam mulutku penis itu kukulum serta kuhisap, kugerakkan lidahku memutar mengelilingi kepala penisnya. sesekali diriku melirik ke atas lihat ekspresi muka beliau nikmati seponganku.

menurut pengalaman, telah banyak cowok kelabakan dengan oral sex-ku, mereka biasa mengerang-ngerang tidak karuan apabila lidahku telah beraksi pada penis mereka, pak qadar lalu terhitung salah satunya. beliau mengelus-elus rambutku serta mengelap dahinya yang telah bercucuran keringat dengan sapu tangan. tetapi ada sedikit masalah di dalam kesenangan. terdengar nada pintu diketuk hingga kami agak panik. pak qadar buru-buru menaikkan kembali celananya serta meneguk air dari gelasnya. diriku disuruhnya sembunyi dibawah meja kerjanya. “ya…ya…sebentar tanggung ini nyaris selesai” sahutnya membalas nada ketukan dari bawah meja diriku mendengar beliau telah buka pintu serta bicara dengan seseorang yang diriku tidak paham. kurang lebih tiga menitan mereka bicara, pak qadar mengucapkan terima kasih pada orang itu serta berpesan supaya janganlah diganggu dengan alasan tengah lembur serta banyak pekerjaan, lantas pintu ditutup. “siapa tadi itu pak, telah safe belum ?” tanyaku sesudah keluar dari kolong meja “tenang hanya karyawan mengantar surat ini kok, yuk terusin lagi dik” lantas dengan cueknya diriku melepas pakaian serta rokku yang telah terbuka sampai telanjang bulat dihadapannya.

diriku jalan ke arahnya yang tengah melongo menatapi ketelanjanganku, kulingkarkan lenganku di lehernya serta memeluknya. dari tubuhnya tercium aroma khas minyak wangi om-om. beliau yang memangnya pendek tampak lebih pendek lagi dikarenakan waktu itu diriku kenakan sepatu yang solnya tinggi. kudorong kepalanya di antara ke-2 gunungku, beliau tentu keenakan kuperlakukan layaknya itu. tiba-tiba diriku meringis serta mendesis dikarenakan diriku rasakan gigitan pada puting kananku, beliau dengan gemasnya menggigit serta mencupangi putingku itu, giginya digetarkan pada bulatan mungil itu serta meninggalkan jejak di sekelilingnya. tangannya mengelusi punggungku alami penurunan sampai mencengkram pantatku yang bulat serta padat. “hhmm…sempurna sekali tubuhmu ini dik, tentu rajin dirawat ya” pujinya sembari meremas pantatku. diriku cuma tersenyum kecil menanggapi pujiannya lantas kubenamkan kembali berwajah ke payudaraku yang sebelah, beliaupun meneruskan menyusu dari situ. saat ini pak qadar menjilati semua permukaannya sampai basah oleh liurnya lantas diemut serta dihisap kuat-kuat. tangannya di bawah sana juga tidak dapat diam, yang kiri meremas-remas pantat serta pahaku, yang kanan menggerayangi vaginaku serta menusuk-nusukkan jarinya di sana. sebagai tanggapan diriku cuma dapat mendesah serta memeluknya jamant-erat, darah didalam tubuhku makin bergolak hingga meskipun ruangan ini ber-ac, keringatku terus menetes-netes.

mulutnya saat ini merambat naik menjilati leher jenjangku, beliau juga mengulum leherku serta mencupanginya layaknya dracula memangsa korbannya. cupangannya cukup keras hingga meninggalkan bercak merah sepanjang sekian hari. selanjutnya mulutnya bersua dengan mulutku di mana lidah kami saling beradu dengan liar. lucunya dikarenakan pak qadar lebih pendek, diriku mesti sedikit menunduk untuk bercumbuan dengannya. sembari berciuman tanganku meraba-raba selangkangannya yang telah mengeras itu. sesudah tiga menitan dikarenakan jadi pegal lidah serta sulit bernafas kami melepas diri dari ciuman. “masukin saja saat ini yah pak…saya telah tidak tahan nih” pintaku sembari terus turunkan resleting celananya. tetapi belum pernah diriku mengeluarkan penisnya, pak qadar telah terutama dulu mengangkat tubuhku. wow, pendek-pendek gini kuat juga nyatanya, pak qadar tetap sanggup menggendongku dengan ke-2 tangan lantas diturunkan di atas meja kerjanya. pak qadar berdiri di antara ke-2 belah pahaku serta buka celananya, tangannya memegang penis itu serta mengarahkannya ke vaginaku. tangan kananku menggapai benda itu serta menolong menancapkannya. perlahan-lahan batang itu melesak masuk membelah bibir vaginaku sampai tertanam semuanya. “ohhh…. !” desahku dengan tubuh menegang serta mencengkram bahu pak qadar. “sakit nak ?” tanyanya diriku cuma menggeleng meskipun terasa memanglah agak nyeri, namun itu hanya sesaat dikarenakan setelah itu yang merasa hanya nikmat, ya nikmat yang makin memuncak.

diriku tidak dapat tidak mendesah setiap saat beliau menggenjotku, namun diriku juga mesti melindungi volume suaraku supaya tidak terdengar hingga luar, karenanya terkadang diriku mesti menggigit bibir atau jari. beliau makin cepat memaju-mundurkan penisnya, perihal ini menyebabkan sensasi nikmat yang terus menjalari tubuhku. tubuhku terlonjak-lonjak serta tertekuk hingga payudaraku makin membusung ke arahnya. peluang ini tidak disia-siakan beliau yang segera melumat yang kiri dengan mulutnya serta meremas-remas yang kanan dan memilin-milin putingnya. tidak lama lantas diriku jadi dunia semakin berputar serta tubuhku menggelinjang dengan dahsyat, diriku mendesah panjang serta melingkarkan kakiku lebih jamant pada pinggangnya. cairan bening mengucur deras dari vaginaku hingga menyebabkan bunyi kecipak setiap saat beliau menghujamkan penisnya. sebagian detik lantas tubuhku melemas kembali serta tergeletak di mejanya di antara tumpukan arsip-arsip serta alat tulis. diriku cuma dapat mengambil nafas sebentar dikarenakan beliau yang tetap bertenaga meneruskan ronde selanjutnya. tubuhku dibalikkan telungkup di atas meja serta kakiku ditarik sampai terjuntai menyentuh lantai, otomatis saat ini pantatku lalu menungging ke arahnya.

sembari meremas pantatku pak qadar mendorongkan penisnya itu ke vaginaku. “uuhh…nggghhh… !” desisku waktu penis yang keras itu membelah bibir kemaluanku. didalam posisi layaknya ini sodokannya merasa makin keras serta didalam, badanku lalu turut tergoncang hebat, payudaraku terasanya tertekan serta bergesekan di meja kerjanya. pak qadar menggenjotku makin cepat, dengusan nafasnya bercampur dengan desahanku mencukupi ruangan ini. sebisa-bisanya diriku melindungi suaraku supaya tidak terlampau keras, namun tetap harus sesekali diriku menjerit seandainya sodokannya keras. mulutku mengap-mengap serta mataku menatap dengan pandangan kosong pada photo beliau dengan istrinya yang dipajang di sana. sebagian menit lantas pak qadar menarik tubuh kami mundur sebagian langkah hingga payudaraku yang semula melekat dimeja saat ini menggantung bebas. dengan demikian tangannya dapat menggerayangi payudaraku. pak qadar lantas mengajak ubah posisi, digandengnya tanganku menuju sofa. pak qadar menjatuhkan pantatnya disana, tetapi pak qadar mencegahku saat diriku akan duduk, disuruhnya diriku berdiri dihadapannya, hingga kemaluanku pas di depan berwajah. “bentar yah dik, ayah bersihin dulu punyamu ini” tuturnya seraya tempelkan mulutnya pada kerimbunan bulu-bulu kemaluanku. “sslluurrpp…. sshhrrp” dijilatinya kemaluanku yang basah itu, cairan orgasmeku diseruputnya dengan bernafsu.

diriku mendesis serta meremas rambutnya sebagai tanggapan atas tindakannya. vaginaku dihisapinya sepanjang sepuluh menitan, sesudah senang diriku disuruhnya naik ke pangkuannya dengan posisi berhadapan. kugenggam penisnya serta kuarahkan ke lubangku, sesudah terasa cocok kutekan badanku ke bawah hingga penis beliau tertancap pada vaginaku. sedikit untuk sedikit diriku rasakan area vaginaku terisi serta dengan sebagian hentakan masuklah batang itu semuanya ke dalamku. 20 menit lamanya kami berpacu didalam style demikianlah berlomba-lomba meraih puncak. mulutnya tidak henti-henti mencupangi payudaraku yang mencuat di depan berwajah, sesekali mulutnya juga singgah di pundak serta leherku. akupun selanjutnya tidak tahan lagi memuncaknya rasa nikmat di selangkanganku, gerak naik turunku makin cepat hingga vaginaku kembali mengeluarkan cukup banyak cairan orgasme yang membasahi penisnya serta tempat selangkangan kami. makin lama goyanganku makin lemah, hingga tinggal beliau saja yang tetap menghentak-hentakkan tubuhku yang telah lemas di pangkuannya. belakangan beliau melepaskanku juga serta menyuruh menyelesaikannya dengan mulut saja. diriku tetap lemas serta duduk bersimpuh di lantai diantara ke-2 kakinya, kugerakkan tangan kananku menggapai penisnya yang belum ejakulasi. benda itu, juga bulu-bulunya basah sekali oleh cairanku yang tetap hangat. diriku buka mulut serta mengulumnya. bersamaan dengan tenagaku yang terkumpul kembali kocokanku lalu lebih cepat.


sampai selanjutnya batang itu makin berdenyut diiringi nada jamanngan parau dari mulutnya. sperma itu menyemprot langit-langit mulutku, disusul semprotan selanjutnya yang makin isi mulutku, terasa hangat serta kental dengan aromanya yang familiar denganku. inilah waktunya menjajal tehnik menyepongku, diriku berkonsentrasi menelan serta mengisapnya berupaya supaya cairan itu tidak terbuang setetespun. sesudah perjuangan yang cukup berat selanjutnya sempotannya semakin mengecil serta selanjutnya berhenti sekalipun. belum cukup senang, akupun menjilatinya hingga bersih mengkilat, perlahan-lahan benda itu melunak kembali. pak qadar bertumpu pada sofa dengan nafas terengah-engah serta mengibas-ngibaskan leher kemejanya. sesudah jadi fresh kami kembali menggunakan baju tiap-tiap. pak qadar memuji permainanku serta berjanji berupaya membantuku melacak pemecahan problem ini. disuruhnya diriku besok datang lagi pada jam yang sama untuk mendengar keputusannya. nyatanya saat besoknya diriku datang lagi keputusannya tetap belum kuterima, terlebih diriku kembali digarapnya.

rupanya pak qadar tetap belum senang dengan pelayananku. serta besok lusanya yang kebetulan tanggal merah diriku diajaknya ke sesuatu hotel melati di tempat tangerang. disana diriku digarapnya 1/2 hari dari pagi hingga sore, apalagi pernah diriku dibikin pingsan sekali. luar biasa memanglah daya tahannya untuk seusianya meskipun dibantu oleh suplemen pria. tetapi perjuanganku tidaklah percuma, saat tengah berendam berbarengan di bathtub pak qadar memberitahukan bahwa diriku telah diperbolehkan turut didalam ujian. “kesananya berupaya sendiri yah dik, janganlah minta yang lebih lagi, ayah telah perjuangkan perihal ini didalam rapat kemarin” tuturnya sembari memencet putingku “tenang saja pak, saya juga paham diri kok, yang mutlak saya gak akan perjuangan saya sepanjang ini sia-sia” jawabku dengan tersenyum kecil selanjutnya akupun lulus didalam mata kuliah itu meskipun dengan nilai b dikarenakan uas-nya lumayan sukar, lumayanlah dari pada tidak lulus. serta dari sini juga diriku studi bahwa kadang-kadang perjuangan itu butuh pengorbanan apa saja.




Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Ku Goda Dosenku